Debat Capres AS: Joe Biden Sebut Donald Trump Pembohong
Debat pertama calon Presiden (capres) Amerika Serikat antara petahana Donald Trump dan pesaingnya, Joe Biden berlangsung panas. Joe Biden, capres dari Partai Demokrat, menyebut rivalnya pembohong.
"Faktanya adalah semua yang dia katakan sejauh ini hanyalah kebohongan. Saya di dini bukan untuk mengungkapkan kebohongannya. Semua orang tahu dia pembohong," kecamnya, dikutip dari kantor berita AP.
Ketegangan terlihat jelas dari menit-menit pembukaan. Kedua capres saling menginterupsi berulang kali. Joe Biden bahkan berujar ketus. "Bisa diam, bung!"
Ketegangan telah terlihat sejak pembahasan topik pertama dalam debat ini, yakni mengenai Mahkamah Agung (MA). Khususnya, tentang calon hakim agung yang dipilih Donald Trump, Amy Coney Barrett. Baik Donald Trump dan Joe Biden saling ngotot soal pemilihan hakim Mahkamah Agung ini.
"Kami memenangkan pemilu dan karena itu kami memiliki hak untuk memilihnya," kata Donald Trump, membela keputusan kontroversialnya untuk terus maju dengan pencalonan Amy Coney Barrett.
Joe Biden mengulangi keyakinannya bahwa pemenang pemilu harus memilih hakim berikutnya. "Kita harus menunggu dan melihat apa hasil dari pemilihan ini," ujarnya.
Joe Biden menyebut pemilihan hakim agung sebagai pertarungan untuk masa depan perawatan kesehatan, mengutip kasus yang akan dibawa ke pengadilan seminggu setelah pemilihan, juga menyebutkan hak-hak aborsi.
Debat perdana ini digelar di Case Western Reserve University and Cleveland Clinic, Ohio, pukul 9 malam waktu AS atau Rabu pagi ini waktu Indonesia.
Debat dibagi 6 segmen, masing-masing 15 menit. Tiap segmen punya topik yang berbeda. Moderator Chris Wallace dari Fox News membuka tiap segmen dengan satu pertanyaan, setelah itu setiap kandidat punya dua menit untuk merespons. Kandidat punya kesempatan untuk merespons satu sama lain.
Berdasarkan keterangan yang dirilis Chris Wallace, ada 6 topik dalam debat tersebut, yakni Rekam jejak Trump dan Biden, Mahkamah Agung (MA), Covid-19, Ekonomi, Ras dan kekerasan di kota-kota, dan Integritas pemilu.
Advertisement