Deadlock, Nasib Lanjutan Premier Tak Kunjung Jelas
Rencana melanjutkan sisa kompetisi Premier League 2019/2020 hingga saat ini belum menemui titik terang. Ini setelah terjadi perbedaan pendapat di antara klub-klub kontestan liga paling elit di Inggris tersebut.
Pertemuan melalui video konferensi antara operator kompetisi dengan klub-klub peserta Premier League pada Senin, 11 Mei 2020 pun tak membuahkan keputusan final. Padahal, semula diyakini nasib lanjutan kompetisi 2019/2020 bisa diambil pada pertemuan kali ini.
Lebih dari separuh klub Liga Inggris menentang usulan pertandingan di tempat netral. Sementara sisanya sepakat 92 laga sisa digelar di lokasi yang bukan menjadi kandang semua tim peserta.
Deadlock ini memunculkan gagasan untuk meminta Pemerintah Inggris mengkaji kebijakan menggelar laga di tempat netral dengan alasan integritas klub sedang dipertaruhkan, mengingat dari sisi komersial, terutama sponsor yang terlanjur memasang iklan di stadion yang menjadi kandang mereka akan merugi.
Kekhawatiran mereka tak sebatas itu, karena bisa jadi pihak klub akan terkena penalti dan membayar jutaan poundsterling karena markas mereka tak digunakan saat laga harus dimainkan di venue netral.
Klub-klub seperti Aston Villa, Watford, Brighton, Wolverhampton, dan dua lainnya adalah klub-klub yang cukup vokal menentang bertanding di tempat netral lantaran tak ingin kehilangan keuntungan bermain di kandang. Namun semua klub sepakat untuk melanjutkan kompetisi dengan tingkat keamanan yang cukup, layaknya yang ditempuh Bundesliga Jerman.
Pengujian virus corona terhadap semua yang terlibat akan dilakukan dua inggu sekali untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkaran Premier League.
Dikutip dari Dailystar, karena pertemuan telekonferensi itu buntu, pembahasan soal lanjutan kompetisi kembali mundur pada 18 Mei 2020 mendatang. Namun, rencana kick-off tak berubah, yakni 12 Juni 2020 nanti.
Hanya saja, usulan untuk mempertimbangkan imbauan Pemerintah Inggris agar pertandingan digelar di venue Netral, yakni Wembley dan Saint George’s Park besar kemungkinan akan ditolak mentah-mentah oleh kepala kepolisian unit sepak bola Inggris, Mark Robert.
“Klub-klub itu bicara soal integritas mereka, tapi tidak mempertimbangkan keselamatan banyak orang. Mereka harus sadar, bahwa ada kepentingan yang lebih besar dari sekadar sepak bola,” kata Roberts seperti dikutip dari Dailymail.
Advertisement