De Pharmacist, Robot Bantu Apoteker Karya Siswa MAN 1 Surakarta
Pandemi Covid-19 tak menyurutkan kreativitas siswa madrasah untuk berkarya. Melalui berbagai adaptasi, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta Mufti Muammarul dan Tiara Vania Wijaya Putri berhasil menciptakan robot pembantu untuk apoteker.
Robot ini diberi nama De Pharmacist. Keberadaan robot ini diklaim dapat meminimalisir penularan Covid-19 di tengah masyarakat karena bekerja untuk meminimalisir interaksi antara apoteker dan pembeli.
Menurut pembina robotik MAN 1 Surakarta Prihantoro Eko Sulistyo, robot De Pharmacist pada awalnya dibuat untuk mengikuti kompetisi robotik madrasah tahun 2021. Saat ini robot De Pharmacist telah lolos ke tahap final.
“Bulan Oktober nanti, kami ikut final robot. Kemarin lombanya hanya lewat daring. Siswa membuat video presentasi De Pharmacist, kemudian dikirimkan untuk dilombakan,” ujarnya di Surakarta, Senin 13 September 2021.
Didesain Khusus Cegahan Penularan Covid-19
Prihantoro menambahkan, robot De Pharmacist memang didesain khusus untuk pencegahan penularan Covid-19. Pada badan robot terdapat tiga loker atau slot jenis penyakit.
Pemilihan slot obat penyakit juga disesuaikan dengan gejala Covid-19 yang saat ini sedang melanda. Ketiga penyakit tersebut sering dialami manusia, yakni batuk, demam, dan pusing.
“Cara kerja robot sangat sederhana. Dilengkapi dengan sensor Ultrasonic HCSR-05, pembeli hanya perlu memasukkan kartu identitas ke dalam slot sesuai dengan kebutuhan. Kemudian secara otomatis obat akan keluar tanpa harus berinteraksi dengan apoteker,” jelas Prihantoro, dilansir situs resmi kemenag.go.id.
“Secara otomatis, robot akan menerima instruksi untuk memutar papan obat sesuai program yang telah dibuat dengan aplikasi Arduino IDE. Ketika letak obat sudah berada di pintu keluar, botol obat akan didorong keluar oleh Motor Servo SG90 menuju keranjang obat sehinga bisa diambil oleh pembeli,” sambungnya.
Mufti Muammarul mengatakan, pembuatan desain dan perakitan robot hanya membutuhkan waktu satu bulan. Bersama guru pembina robotik, penggarapan robot dikerjakan secara daring dan luring. Khusus untuk perakitan robot dilaksanakan di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Hambatan tak Jadi Rintangan
“Kesulitannya kemarin harus bolak balik madrasah dan asrama. Kami juga menggunakan zoom meeting untuk mendapatkan pembinaan dari guru pendaping selama prose pembuatan robot. Kadang itu, kurang maksimal kalau secara daring,” teranganya.
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh robot Robot De Pharmacist . Salah satunya, robot ini dapat diaplikasikan di apotik, sekolah, dan di rumah. Biaya pembuatan robot juga sangat terjangakau. Satu rabot hanya menelan biaya sekitar Rp400 ribu. Robot ini terbuat dari akrilik, sehingga ringan dan kokoh. Penggunaannya juga sangat mudah dan bisa dijalankan oleh siapa saja. Energi untuk mengoperasikan robot cukup minim, hanya memerlukan tegangan 5-7 Volt. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, robot De Pharmacist dapat dengan mudah diluncurkan ke masyarakat.
“Selain di apotik, Robot ini juga dapat digunakan di UKS sekolah. Ditambah saat ini sudaah mulai PTM terbatas. Sehingga sekolah perlu menghidupkan kembali UKS. Bantuan De Pharmacist di sekolah dapat memudahkan dan juga meminimalisir penularan covid-19 di sekolah," imbuhnya.
Adapun kekurangan dari robot De Pharmacist yaitu, ruang penyimpanan obat masih terbatas, saat ini robot hanya mampu menampung sekitar 3-4 botol obat ukuran sedang. Namun, hal tersebut akan terus dikembangkan hingga dapat menampung beberapa jenis obat sekaligus.
Robot ini diharapkan dapat terus dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan, De Pharmacist dapat diproduksi secara masal. Dengan begitu, secara tidak langsung inovasi ini dapat mengurangai penularan covid-19. “Tentu kami harap robot ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Bahkan bisa diproduksi secara massal. Sehingga, dapat memutus rantai penularan covid-19 di lingkup apoteker dan masyarakat pada umumnya,” harapnya.
Kepala MAN 1 Surakarta Slamet Budiyono mengapresiasi karya siswanya ini. Hal itu sesuai dengan visinya menjadikan MAN 1 Surakarta sebagai madrasahnya para juara.
"Tentu saya sangat mengapresiasi karya siswa kami. Terlepas nanti bisa memenangkan kompetisi atau tidak, karya ini sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Tentu ini menjadi sumbangan madrasah khususnya berkontribusi dalam pencegahan virus covid-19," tuturnya.
Advertisement