DBD Merebak di Probolinggo, 109 Kasus, Dua Meninggal
Pada musim penghujan, Januari-April 2024, Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Kota Probolinggo. Dalam kurun waktu sekitar empat bulan terakhir, sebanyak 109 warga terjangkit DBD dan dua di antaranya meninggal dunia.
Pemkot Probolinggo pun berharap, warga ikut menekan kasus DBD. Caranya dengan aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kepala Dinas Kesehatan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (P2KB), dr Nurul Hasanah Hidayati melaporkan, Januari hingga awal April 2024, terdapat 109 kasus DBD di Kota Probolinggo. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.
"Total ada 109 kasus DBD di Kota Probolinggo. Dua orang yang meninggal semuanya warga Kecamatan Kedopok," ujarnya, Kamis, 25 April 2024.
Sebanyak 109 kasus DBD, kata Dokter Ida, panggilan dr Nurhanah Hidayati tersebar di lima kecamatan di Kota Probolinggo. "Terbanyak terdapat di Kelurahan Kanigaran. Untuk itu Dinkes dan P2KB menyarakan kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," katanya.
PSN dinilai lebih efektif dibandingkan pengasapan (fogging), yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Selain itu diperlukan langkah preventif yakni, mengaktifkan kader Juru Pemantau Jentik atau Jumantik, dengan satu rumah satu kader jumantik.
Jika ada jentik nyamuk ditemukan di rumah warga sebagai indikasi nyamuk telah berkembang biak. Nyamuk Aedes Aegypti memang berkembang biak di genangan air terutama pada musim hujan.
Jika ditemukan anggota keluarga menderita panas badan, Dokter Ida menyarankan agar langsung dibawa ke dokter. Hal ini untuk memastikan apakah si sakit terjangkit DBD sehingga segera tertangani, tidak terlambat.
Terkait merebaknya DBD juga diakui Budi, Ketua RT 06/RW 03 Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. "Kami sempat panik karena ada lima warga kami di dalam satu gang terjangkit DBD. Semuanya anak-anak, Alhamdulillah semuanya akhirnya sembuh," katanya.