Dayung Jati Diri Bangsa Bahari
Dayung Jati Diri Bangsa Bahari
Tim Dayung Indonesia sukses memimpin perolehan sementara klasemen Cabor Dayung Sea Games XXXI dengan 8 emas dan 6 perak. Delapan emas diperoleh Indonesia dari nomor Men's Lightweight Coxless Four, Men's Lighweight Quadruple Sculls, Men’s Lighweight Double Sculls dan Men’s Double Sculls. Tim Dayung masih berpeluang menambah koleksi emas pada pertandingan selanjutnya nomor Kano (Canoeing) yang akan digelar mulai 17-21 Mei 2022
Kita berharap prestasi di cabor Dayung di Vietnam ini minimal akan menyamai rekor di perhelatan SEA Games 2019 di Thailand. Para wakil Merah Putih pada cabor tersebut secara keseluruhan, tim dayung Indonesia yang turun pada nomor Kano, Kayak Rowoing, dan Traditional Boat (perahu naga), meraup 10 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.
Rekam jejak tim Dayung yang merupakan olahraga rakyat di daerah pesisir dan bantaran sungai itu selama ini membuktikan mempunyai prestasi besar, antara lain menorehkan catatan tinta emas di Qinzhou Dragon Boat Race 2016. Tim Indonesia dalam lomba dayung Asian Games ke-18 di JSC Lake Jakabaring, Sumatera Selatan, berhasil meraih satu medali emas, beberapa perak dan perunggu.Medali emas cabang dayung diperoleh dari nomor rowing kelas ringan putra delapan orang plus (Lightweight Men`s Eight/LM8+).
Menjadi juara umum menyisihkan China dan Hongkong. Prestasi lainnya Tim Dayung Putra Putri, sukses pula meraih 2 medali emas, 3 perak, 2 perunggu pada kejuaraan Dunia 14 th IDBF World Dragon Boat Racing Championships 2019 di Pataya Rayong, Thailand. Prestasi diatas adalah modal optimisme bahwa sebetulnya bangsa ini mampu meraih prestasi di Cabor air di pentas dunia.
Akan tetapi prestasi di cabor Dayung tersebut belum bisa diikuti oleh cabor air lainnya seperti Renang, Layar, Selancar, Polo Air, Renang Indah. Sebagai negara maritim dan negara kepulauan terbesar kita prihatin, Indonesia seharusnya lebih banyak menyertakan cabor air dan atletnya ke ajang olahraga di tingkat ASEAN, Asia maupun sekelas Olimpiade. Negara maritim memiliki konsekuensi mengembangkan bidang perairan dan kelautan salah satunya melalui olahraga air ini. Perhitungan menang atau kalah urusan kemudian walaupun prestasi tetap menjadi tujuan utama, akan tetapi jati diri sebagai bangsa bahari seharusnya tetap dikedepankan.
Sebagai Negara Maritim dituntut pula mampu mengelola dan mendayagunakan sumber daya kelautan secara maksimal dan menjaga kelestarian laut dan lingkungannya. Banyak bukti negara kontinental contoh Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang, Kanada, Belanda dan Singapura tidak memiliki laut luas, namun mampu memberdayakan sumber daya lautnya dan berprestasi di berbagai olahraga air.
Terdapat cabang-cabang olahraga air yang menjadi modal kuat untuk dipertandingan dalam skala lokal maupun internasional. Setidaknya dengan potensi laut yang dimilik Indonesia bisa menjadi fasilitator terbaik dunia, sekaligus kompetitor yang akan bersaing secara sehat demi mewujudkan persatuan di antara bangsa-bangsa, serta membentuk karakter yang baik. Sambil menyelam minum air, aktivitas olahraga air ini juga sekligus menjadi ajang promosi wisata bahari.
Dalam olahraga selancar, ada beberapa lokasi selancar terbaik dunia antara lain, Plengkung (Banyuwangi), Uluwatu (Bali), Nusa Penida dan Nusa Lembongan (Bali), Lagundri (Nias), Surf Dessert Point (Lombok), Ombak Tujuh (Sukabumi), Kepulauan Panaitan (Jawa Barat), Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), Pantai Watu Karung (Pacitan-Jawa Timur), serta yang paling terkenal adalah Mentawai (Sumatera Barat).
Khusus untuk olahraga air yang lain seperti menyelam dan snorkeling, beberapa titik yang terkenal, antara lain: Bali, Bunaken dan Siladen (Manado), Komodo (Flores), Raja Ampat (Papua), Wakatobi (Sulawesi), Pulau Weh (Sumatera), dan Kepulauan Gili (Lombok).
Bila mengetahui hal tersebut, Indonesia memang berpotensi besar menjadi fasilitator olahraga air alami terbaik. Ditambah lagi dengan dragon boat, finswimming, spearfishing, lifesaving sport, hingga underwater photography yang biasanya juga diperlombakan dalam ajang olahraga. Selain itu, kemungkinan besar masih ada daerah lain yang memiliki potensi besar untuk digunakan dalam bidang olahraga air. (Oki Lukito, Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim, Perikanan, Dewan Pakar PWI Jawa Timur)