Dawet Ireng Jembut Kecabut, Enake Legend Tiga Generasi
Apa sih enaknya dawet? Minuman yang terbuat dari cendol, gula merah dan santan itu tergolong minuman mengenyangkan. Masuk jenis minuman tradisional Indonesia.
Tapi dawet yang istemewa ya adanya di Banjarnegara dan Kutoarjo. Keduanya di wilayah Jawa Tengah. Banjarnegara di lereng Gunung Dieng. Sedangkan Kutoarjo di Purworejo. Lereng bukit Menoreh.
Banjarnegara terkenal dengan dawet ayu. Sedangkan Kutoarjo populer dengan dawet ireng. Dikenal dawet ireng karena cendolnya berwarna hitam. Tak mencicipi dawet di dua kota itu bisa menyesal setelahnya.
Tapi ada dawet ireng yang unik dan legend di Kutoarjo. Di jalan utama dari Purworejo-Jakarta. Lokasinya dekat Jembatan Butuh. Sekitar 15 kilometer dari Kota Purworejo.
"Makanya dawet ini dikenal dengan sebutan Dawet Jembut Kecabut," kata Wagiman, penjual dawet legend itu.
Aih...jangan berpikiran ngeres dan saru dulu. Jembut Kecabut ternyata singkatan dari Jembatan Butuh Kecamatan Butuh. Inilah lokasi warung dawet ireng itu.
Sebetulnya sepanjang jalan besar di Kutoarjo itu berjajar penjaja kaki lima dawet ireng. Demikian pula di sepanjang jalan Pantai Selatan wilayah Kutoarjo.
Namun yang satu ini amat istimewa. Dawetnya kental. Gulanya asli gula kelapa. Tidak bikin serak di tenggorokan. Cendol hitamnya halus dan sedikit ada kenyalnya.
"Selama bikin dawet ini kami tidak tidur," kata Wagiman sambil tersenyum. Hah... Eh, bener juga. Kalau bikin dawet ditinggal tidur pasti tidak jadi dawet, ha...ha...ha...
Mengapa cendol hitamnya terasa enak? Ternyata bahannya istimewa. Terbuat dari tepung pohon gelang. "Pohon besar yang bisa diolah seperti sagu," tambah Wagiman.
Menurutnya, dulu pohon gelang banyak tumbuh di daerah Kutoarjo. Namun, kini sudah habis. Sekarang pohon gelang didapat dari Riau, Sumatera.
Meski demikian, Wagiman tidak mendatangkan sendiri dari luar Jawa. Ada yang mendatangkan dan mengolahnya menjadi tepung. Jadi dia tinggal membeli tepung di kotanya.
Tadinya saya berpikir bahan untuk membuat cendol dari terigu atau ketan. "Tepung ganyong sebetulnya juga bagus," tambah Wagiman.
Ganyong adalah sejenis ubi yang ditanam di desa-desa. Kalau dimasak rasanya manis dan kenyal. Jenis ubi garut juga bisa dipakai untuk cendol. Cuma warnanya tidak hitam.
Dawet ireng Jembut Kecabut juga terasa enak karena semuanya dibikin kental. Tidak ada campuran air. Resep ini yang membuat dawet ini bertahan rasanya sampai sekarang.
Wagiman menjalankan usaha warung dawetnya dari orang tuanya. Orang tuanya mewarisi resep dari kakeknya. "Kami jualan dawet ini sejak tahun 1960," tuturnya ringan.
Saat ini, warungnya buka pagi sampai sore. Kalau pagi Wagiman yang menjalankan. Sedangkan sore, warungnya dipakai jualan dawet oleh keponakannya.
"Ini sebetulnya usaha ibu saya. Ibu Sulasiah. Tapi beliau sudah sepuh. Usianya hampir 80 tahun. Kami tidak membuka cabang karena permintaan beliau," tambah Wagiman.
Karena dawetnya yang enak, ia sering mendapat pesanan untuk hajatan. Biasanya kalau hajatan pesan Rp500 ribu untuk 200 porsi.
Warung dawet Jembut Kecabut hanya menempati tempat yang sederhana. Kursinya terbuat dari semen. Bentuknya seperti pos ronda.
Tapi jangan dilihat yang datang menikmati dawet ireng warung Wagiman. Penikmatnya bermobil-mobil. Bahkan mobil mewah juga banyak.
Untungnya, warung kecil ini punya halaman luas untuk parkir. Sehingga memudahkan pelanggan pengguna roda empat. Pelanggannya tidak hanya makan di tempat. Tapi banyak juga yang membungkusnya.
Mau tahu harganya per mangkok? Hanya Rp 5 ribu. "Menurut kakek, dulu jualan dawet mulai dengan harga Rp 1 per mangkok," cerita Wagiman.
Mengapa tak membuat cabang di jalur pantai selatan yang mulai ramai. "Karena ibu tidak berkenan. Sebetulnya kami juga pingin," tambahnya.
Meski makin banyak pesaing, dawet ireng Jembut Kecabut tetap laris karena legenda dan terjaga rasanya. Sehari rata-rata menghabiskan dua keranjang cendol hitam.
Sayang Wagiman mengaku tak pernah menghitung berapa kilo bahan setiap hari dihabiskan. Ia hanya menjalankan jualan dawet seperti rutinitas harian.
Pingin coba enaknya dawet ireng Jembut Kecabut? Hanya satu di Kutoarjo. Saya sempat mampir sini saat yang jualan masih bapaknya. Kini ganti anaknya.