Dawam Tiada, Ahmadiyah Kehilangan Pembela
Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyatakan komunitasnya kehilangan sang pembela yang paling konsisten yakni Dawam Rahardjo yang meninggal dunia di Jakarta pada Rabu 30 Mei 2018 malam karena sakit.
Sekretaris Bidang Hubungan Luar JAI Kandali Achmad Lubis ketika dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya sangat berduka dengan kabar meninggalnya cendekiawan Muslim yang multidimensi, Dawam Rahardjo.
"Kita benar-benar kehilangan seorang putra bangsa yang selalu menjunjung tinggi sikap toleransi dalam perbedaan," katanya.
Ia pun menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus berharap suatu saat kelak terlahir lebih banyak sosok cendekiawan penuh toleransi seperti Dawam.
Kandali menilai semasa hidupnya sosok Dawam Rahardjo sangat memerhatikan komunitas Muslim Ahmadiyah yang selama ini kerap kali dikriminalisasi.
Dawam tidak gentar ketika sebagian umat Islam di Indonesia mencela karena pembelaannya terhadap kaum minoritas di Indonesia.
Ia meyakini setiap manusia memiliki kebebasan, terutama dalam memeluk maupun menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Dawam Rahardjo kata Kandali, dengan keberaniannya menentang arus bahkan pernah mengorbankan dirinya saat dikeluarkan dari pengurusan sebuah organisasi penting (Muhammadiyah) lantaran membela Ahmadiyah.
"Beliau ada guru bangsa sebagaimana sahabat beliau Gus Dur. Beliau seorang Muhammadiyah tulen yang selalu membela kaum minoritas termasuk Ahmadiyah," katanya.
Dawam Rahardjo mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu malam sekitar pukul 21.55 WIB karena sakit.
Ekonom, budayawan, pengusaha, cendekiawan, aktivis LSM, pemikir Islam, sekaligus penafsir tersebut diketahui beberapa kali menjalani perawatan intensif di rumah sakit lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya; diabetes, gangguan jantung, dan stroke. (an/rr)
Advertisement