Data Polri: Laki Itu Ksatria, Brow...
Data Polri: Kejahatan terhadap perempuan dan anak 2021, tercatat 7.059 kasus. Terselesaikan 5.637. Kalau dikalkulasi per hari 19,3 kasus. Terselesaikan 15,5. Tertunggak hampir 4 kasus per hari, non-stop.
Maka, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di keterangan pers akhir tahun 2021, Jumat 31 Desember 2021 menyatakan: "Subdirektorat Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) akan diperbesar jadi Direktorat."
Kapolri: "Tentu ini jadi perhatian kami. Bagaimana di dalam penanganannya jangan sampai korban menjadi korban dua kali, dan ini tentu menjadi concern kami."
Dilanjut: "Tentunya, Direktorat PPA ditangani mayoritas Polwan. Sehingga korban yang melapor akan merasa nyaman. Juga ada pendampingan psikologi oleh polisi-polisi wanita."
Sungguh. Tahun 2021 diwarnai kejahatan terhadap perempuan dan anak. Parah. Mayoritas (46 persen) kejahatan seks. Pelecehan dan perkosaan.
Paling sadis kasus Herry Wirawan memperkosa 13 santriwati sejak 2016 - 2021 secara terturut-turut di Ponpes di Bandung. Sampai para korban melahirkan 11 bayi, yang sebagian kini sudah balita.
Paling unik, Memet (27) menculik dan memperkosa istrinya, SNW (22) di Blora, Jawa Tengah. Memet menyewa tim (5 orang) penculik bayaran Rp50 juta. Dibayar tunai.
"Para pelaku sudah kami tangkap," kata Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Setiyanto, kepada pers, Rabu 29 Desember 2021. Yakni, otak kejahatan Memet, serta pelaku MOS (33) dan S (43). Tiga pelaku lain masih buron.
Konstruksi kasus. Memet dan SNW menikah 2018. Punya satu anak. Mereka bekerja di satu perusahaan penjual obat herbal di Blora. Memet manajer. SNW admin.
SNW kepada wartawan, Kamis 30 Desember 2021 menceritakan: "Kalo omset penjualan herbal sepi, sekitar Rp1 juta per hari, saya disuruh jadi sales. Biasanya omset kemudian jadi naik sekitar Rp3 sampai Rp4 juta-an."
Gaji dan bonus-bonus SNW diambil Memet. "Awalnya gakpapa. Wong, ia suami saya," ujar SNW.
Tapi, uang keluarga dihabiskan Memet untuk berjudi dan main cewek. Belasan selingkuhan Memet dikenalkan (dipamerkan) ke SNW. Salah satunya, cewek pegawai di perusahaan mereka sama-sama bekerja.
SNW: "Yang paling menyakitkan, tiap kali berselingkuh, ia justru menceritakan kejadian tersebut langsung ke saya. Detil. Buat apa? Terus saya harus gimana? Selama kami menikah, lebih dari 10 wanita selingkuhannya. Tapi, ke saya dia selalu mukul. Setiap saya buatkan kopi, kalo ia bilang kurang enak, saya ditampar. Ditendang."
SNW menggugat cerai. Memet menolak cerai. SNW tetap mendaftarkan gugat cerai ke Pengadilan Agama Blora. Akhirnya dia diculik, disekap tiga hari sejak Kamis 23 Desember 2021.
Uniknya, "Keluarga Memet tahu saya diculik. Tempat penyekapan di dekat rumah ortunya. Pindah-pindah. Kakaknya (Memet) yang kirim makanan dan kopi. Sambil bawa golok. Saya juga dipaksa Memet hubungan (seks)."
SNW berhasil kabur. Lapor polisi. Memet ditangkap, ditahan.
Polisi menjerat Memet dan dua pelaku lain, dengan Pasal 328 KUHP (penculikan) dan atau 170 ayat 1 KUHP (pengeroyokan). Ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara. Bukan pasal pemerkosaan.
Kasus lain, yang 'menampar' Polri: Bripka Pol Randy Bagus, anggota Polres Pasuruan, Jatim, kumpul kebo dengan mahasiswi Universitas Brawijaya Malang, Novia Widyasari (23) yang anak yatim.
Novia ngajak nikah, Randy ogah. Sampai Novia hamil dua kali. Hamil pertama, Novia dipaksa Randy menggugurkan, Maret 2020. Hamil lagi digugurkan paksa lagi, Agustus 2021.
Kamis 2 Desember 2021 pukul 15.30 Novia bunuh diri minum potasium, persis di atas kuburan ayah, di Makam Islam Desa Japan, Mojokerto. Kasus ini viral luar biasa. Randy kini ditahan di Polda Jatim, diproses hukum.
Mengapa kekerasan pria ke perempuan, marak? Sampai Polri meningkatkan Sub Direktorat PPA jadi Direktorat? Apakah salah pendidikan anak-anak masa lalu, sehingga anak-anak itu kini dewasa, jadi predator seks? Padahal, Indonesia negeri paling agamis se-dunia.
Adnan Hasan Shalih Baharits dalam bukunya "Mendidik Anak Laki-laki" (Gema Insani, 2007, penerjemah Syihabuddin) pada cover buku menyitir, ini:
"Suatu kali Rasulullah Muhammad SAW didatangi oleh seorang penduduk desa yang tidak suka mencium anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda: Tidak kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu" (HR Bukhari).
Di cover buku itu disebut: Penduduk desa itu 'tidak suka mencium anak-anaknya' (tanda belas kasih). Artinya, tiada belas kasih. Belum sampai bersikap kasar. Belum sampai aniaya.
Di buku itu diurai detail pendidikan anak sesuai Islam. Pendidikan agama, akhlak, doa-doa.
Khusus mendidik anak laki laki, disebutkan:
"Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap kamu akan diminta tanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim)
Maka, ayah memikul beban sebagai pembentuk generasi Islam yang saleh. Ketika sudah punya anak, ia harus mendidik anak sejak lahir. Mulai dari mengazani di telinga kanan dan mengiqamati di telinga kiri. Menafkahi. Merawat. Mengakikahi. Mendidiknya dengan baik. Wajib.
"Jelas, bahwa menjalankan tugas dan kewajiban merawat anak secara syar'i, layak dijadikan perhiasan bagi para ayah," tulis Adnan Hasan Shalih Baharits.
Rujukan lain, dikutip dari Orami Magazine 7 November 2021, rubrik Parenting Islami, dipaparkan:
"Anak laki-laki kelak akan kuat. Menjadi pemimpin. Menjadi imam yang baik pula untuk keluarganya."
Itu sesuai dengan firman Allah SWT, sebagai berikut:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).” (QS. An-Nisaa': 34).
Tapi, coba simak lirik lagu 'Sephia', karya Sheila On7, sangat populer. Albumnya laku keras di tahun 2000 (ketika para predator seks kini, waktu itu masih kanak-kanak, masih dididik ortu).
Selamat tidur kekasih gelapku...
Semoga cepat kau lupakan aku...
Perempuan cukup-lah segitu. Sangat jelas, memposisikan perempuan sebagai selingkuhan semata. Entah hamil entah tidak. Urusan elo. Prianya berharap, setelah selingkuh, cepat-lah kau lupakan daku. You - me, end.
Saking lakunya lagu itu, termasuk digemari para perempuan, sampai jadi soundtrack film 'Generasi 90-an: Melankolia'. Filmnya pun laris juga.
Tanda, bahwa moralitas masyarakat bergeser. Mungkin, saat memasuki milenium baru, waktu itu, masyarakat mulai merasa bebas. Selingkuh, biasa. Atau, keren. Terbukti, lagu itu top, best seller. Mengikuti tren. Biar laku.
Atau, barangkali kondisinya terbalik. Waktu itu (tahun 2000) masyarakat kita masih sangat agamis. Puritan. Lantas, lagu tersebut muncul. Menggiring moral masyarakat, bahwa selingkuh itu happy.
Itulah pendidikan. Yang, tabu di sekolah. Fashion agamis tetap ketat. Rapat. Alamak... Apalah arti fashion? Jika dalam kalbumu, tidak begitu?
Produk budaya (lagu) menyeret nilai budaya (persepsi perilaku). Inilah pendidikan. Asli. Yang kita ingkari. Dalam hati. Atau gagal paham.
Moralitas masyarakat negara-negara Barat, justru... laki sangat menghormati perempuan. Melindungi perempuan. Gentle.
Dikutip dari Ordinary Times, 8 November 2014, uraian ilmiah bertajuk 'Should Schools Teach Our Boys to Be Chivalrous?', dipaparkan jelas, metode mendidik anak laki.
Digambarkan, dua ibu muda bertemu di suatu tempat. Masing-masing membawa seorang anak, yang sama-sama balita. Bernama John dan Sisie.
Bunda Susie kagum pada tingkah John, lantas memuji John: "Wow... Anda benar-benar pria yang terhormat ... membukakan pintu untuk Susie."
Bunda John tersenyum. Terima kasih. Hanya demi menghargai pujian Bunda Susie pada John. Padahal, dalam hati Bunda John kurang suka pujian tersebut. Karena perilaku John adalah perilaku standar laki. Sudah biasa. Tidak perlu dipuji lagi.
Sebaliknya, Bunda Susie dalam hati, berkata begini:
"Memuji John, adalah memupuk sikap ksatria laki. Sejak balita. Yang sudah seharusnya menghormati perempuan. Sebab, laki dikodratkan lebih kuat dibanding perempuan. Sekarang John dan Susie sama-sama makhluk lemah. Kecil. Kelak John dewasa, jauh lebih kuat dari Susie. John calon ksatria. Kapten Amerika. Pelindung yang lemah."
Begitu kental gumpalan moral. Sebagai sistem nilai, mengendap di dalam batok kepala mereka. Terwujud: Polisi dunia. Serang sana, serbu situ. Yang, pastinya, curang dalam perspektif bangsa lain. Tapi, hero bagi bangsa mereka sendiri.
Itu sebabnya, di budaya Barat ada "ladies first" di tiap kesempatan. Laki, biasa membukakan pintu buat perempuan. Meski mereka tidak saling kenal. Karena, laki adalah ksatria.
Ngomong-ngomong. Soal buka pintu, ada kawanku heran, melihat sikap tetangganya. Yang mendadak berubah. Sejak sebulan terakhir. Sang suami, tahu-tahu, selalu membukakan pintu mobil, buat isterinya, ketika tiba di depan rumah: "Sumonggo, diajeng..."
Kawanku super kepo. Menyapa mereka: "Woy.... ikutan gaya Barat, nih ye...."
Sang suami cuma senyum tipis. Begitu juga sang isteri. Senyum tertahan.
Menjelang masuk pagar halaman rumah, isteri membalas sapaan kawanku, sambil mesem-mesem:
"Hihihi... Soalnya, kaca macet. Pintu pun macet dari dalam."
Selamat berkarya di 2022.
Oleh: Djono W. Oesman
Advertisement