Data Pengguna Bocor ke Tangan Amerika, Ini Bantahan Muslim Pro
Muslim Pro membantah kabar yang menyebutkan jika data lokasi milik penggunanya bocor ke tangan militer Amerika Serikat.
"Media melaporkan jika Muslim Pro menjual data pribadi penggunanya kepada Militer Amerika Serikat. Ini tidak benar dan salah," kata Muslim Pro dalam pernyataan di websitenya, Selasa 17 November 2020.
Mereka melanjutkan jika pihaknya "berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi penggunanya. ini adalah masalah yang kami tangani dengan serius," kata aplikasi dengan pengguna hampir mencapai 100 juta di lebih dari 216 negara.
Dalam pengumuman yang sama, Muslim Pro juga menuliskan jika mereka telah memutus hubungan kerja sama dengan perusahaan X-Mode. "Kami memutuskan mengakhiri kerja sama kami dengan partner data, termasuk X-Mode," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Motherboard melaporkan jika Muslim Pro bersama ratusan aplikasi lainnya menghasilkan uang dengan cara menjual data lokasi penggunanya, kepada pialang pihak ketiga, yang kemudian dibeli oleh Militer Amerika Serikat.
X-Mode adalah salah satu perusahaan yang terlibat dalam jual beli data itu. Disebutnya, mereka melacak 25 juta perangkat di Amerika Serikat setiap bulannya, dan 40 juta perangkat lain di dunia, termasuk di wilayah Uni Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik.
Kepada Motherboard, X-Mode mengaku bermitra dengan Militer AS "bersifat internasional dan fokus pada tiga kasus: kontra terorisme, keamanan siber, dan memprediksi hotspot Covid-19 di masa depan".
Analisis data yang digunakan Motherboard mengungkapkan jika aplikasi Muslim Pro dari gawai dengan sistem operasi Android dan iOS, mengirim data lokasi menuju "X-Mode sebagai titik akhir".
Aplikasi lain yang dibongkar dalam investigasi itu di antaranya, aplikasi kencan Muslim Mingle, yang sudah diunduh sedikitnya 100 ribu kali.
Sementara, Militer Amerika Serikat mengkonfirmasi laporan Motherboard dengan mengatakan jika mereka menggunakan data untuk mendukung "Operasi khusus yang berlangsung di luar negeri."
Laporan itu telah membuat banyak pengguna Muslim Pro mencuitkan kekecewaan di internet, dan kemudian menghapus aplikasi dan menggantinya dengan yang lain. (Alj)
Advertisement