Data Hilang, Ratusan Warga Banyuwangi Urung Terima BLT BBM
Ratusan data penerima Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi hilang. Akibatnya ratusan orang itu tidak mendapatkan bantuan dana kompensasi kenaikan harga BBM tersebut.
“Sekitar 504 untuk BPNT dan 592 untuk PKH,” jelas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Banyuwangi, Henik Setyorini, Selasa, 13 September 2022.
Dia menambahkan menyatakan, penerima BLT BBM kali ini memang berbasis pada data penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah ada. Menurutnya se-Banyuwangi total ada 120.572 penerima BLTBBM.
Henik menegaskan, dirinya tidak mau flash back terkait penyebab hilangnya data penerima BLT BBM di Desa Jambewangi tersebut. Namun yang pasti, saat ini data tersebut memang hilang sehingga nama-nama keluarga penerima manfaat (KPM) itu tidak mendapatkan bantuan BLT BBM. “Saat ini dia gak dapat. Seharusnya kan dapat,” tegasnya lagi.
Dia menyebut, menindaklanjuti hilangnya data ini, Kepala Desa Jambewangi tadi malam sudah melaksanakan musyawarah Desa. Besok, kata Henik, Dia telah memerintahkan pendamping PKH dan BPNT dan operator yang baru untuk langsung menginput data para penerima BLT BBM.
“Untuk kita usulkan kembali pada Kemensos. Untuk siapa-siapanya itu Pak Kades masih mengusut,” ujarnya.
Hilangnya data ini, menurutnya, cukup janggal. Sebab dari 217 Desa dan Kelurahan yang ada di Banyuwangi hanya Desa Jambewangi saja yang error. Artinya, menurut Henik ada sesuatu yang salah sehingga data tersebut hilang dari data penerima BLT BBM.
Dia menegaskan penggunaan data penerima PKH dan BPNT sebagai data penerima BLT BBM ini sudah sesuai dengan Juklak dan Juknis yang ada. Sehingga pihaknya tidak bisa mengalihkan penerima BLT BBM ini kepada orang lain.
“Yang dipakai data penerima BPNT dan PKH. Jadi bukan orang yang lain jadi memang penerima BPNT dan PKH,” ujarnya.
Saat ini, penyaluran BLT BBM di Banyuwangi sudah mencapai angka sekitar 40 ribu penerima. Dia menegaskan, proses pencairan memang dilakuakn secara bertahap sesuai dengan sekian dan terus SP2D dana yang masuk ke PT. Pos Indonesia.
“Karena cairnya dana dari pusat ke PT. Pos itu bertahap,” katanya.