DASS Tawarkan Beasiswa S2 untuk Saintis Bidang Kesehatan
Sebanyak 1.197 saintis muda mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa Dexa Award Science Scholarship atau DASS 2021.
Proposal penelitian diseleksi ketat oleh saintis-saintis terbaik Indonesia. Setelah melalui penjurian yang ketat, oleh dewan juri yang diketuai oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Saintifik PT Dexa Medica Raymond Tjandrawinata terpilih tiga pemenang yang mendapatkan beasiswa pendidikan S2 dan juga penelitian.
Tiga peraih beasiswa DASS 2021 adalah Jenifer Kiem Aviani, alumni Institut Teknologi Bandung, Ni Putu Eka Krisnayanti alumni Universitas Udayana, dan Ahmad Ikhsanudin alumni dari Universitas Lampung.
Dewan juri beranggotakan Guru Besar Farmasi Institut Teknologi Bandung Daryono Hadi Tjahjono, Guru Besar Farmasi Universitas Padjadjaran P Keri Lestari, Guru Besar Farmasi, Universitas Sanata Dharma Enade Perdana Istyastono, dan Guru Besar Farmasi Universitas Indonesia Arry Yanuar.
Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, mengatakan Dexa Award Science Scholarship, menjadi komitmen Dexa Group untuk mencetak saintis di sektor kesehatan. Diharapkan, saintis akan berperan mengatasi sejumlah masalah terkait kesehatan di Indonesia.
Di antaranya tingginya ketergantungan bahab baku obat pada produsen luar negeri yang mencapai 95 persen dan alat kesehatan sebesar 94 persen, serta minimnya tenaga ahli di bidang kesehatan.
"Indonesia harus bisa bangkit dari pandemi Covid-19 melalui sinergi melahirkan inovasi untuk bangsa, agar sektor kesehatan dapat berdaulat untuk kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, Indonesia memerlukan saintis-saintis yang mampu mengupayakan terobosan" katanya.
Feri menyampaikan hal itu saat membuka Virtual Ceremony Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2021 Rabu 30 Juni 2021.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nizam dalam sambutannya mengatakan pentingnya pengembangan inovasi di bidang farmasi dan kesehatan. "Saat ini, lebih dari 90 persen obat-obatan dan bahan baku obat masih diimpor," kata Nizam.
Maka Indonesia membutuhkan lebih banyak peneliti di bidang farmasi. Program beasiswa ini diharapkan dapat melahirkan inovasi yang berguna bagi pengembangan obat-obatan dan bermanfaat bagi industri obat-obatan di tanah air.
Program beasiswa ini digagas oleh Founder Dexa Group (Alm) Rudy Soetikno. Semangat pengabdian dan kontribusinya di bidang kesehatan ditularkan kepada para generasi penerusnya untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Gagasan ini kemudian diwujudnyatakan melalui program Dexa Award Science Scholarship.
Dalam program beasiswa tersebut, mahasiswa dapat mengajukan proposal penelitian dari beragam latar belakang keilmuan yang terkait dengan kesehatan, yang hasil akhirnya nanti dapat diaplikasikan untuk kesehatan masyarakat. Terhadap proposal yang diajukan dan terpilih sebagai pemenang, Dexa Group akan memberikan apresiasi beasiswa pendidikan S2 dan penelitian.
Ferry menjelaskan, riset dan inovasi yang terus dilakukan Dexa Group melalui Dexa Laboratories Biomolecular Sciences (DLBS) untuk menghasilkan bahan baku obat dari bahan alam Indonesia yang selanjutnya dikembangkan menjadi obat-obatan dari bahan alam Indonesia pada kategori Obat Herbal Terstandar (OHT), bahkan Fitofarmaka yang kini disebut sebagai Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).
Hal ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia untuk membangun kemandirian bangsa di dalam menyediakan bahan baku obat produksi dalam negeri.
Virtual Ceremony Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2021 juga diikuti oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Kepala Kantor Staf Presiden Moedoko serta Kepala BPOM Peny K Lukito.
Dalam acara tersebut, Dexa Group juga menyediakan donasi 25.000 kapsul obat-obatan yang bermanfaat untuk menjaga imunitas masyarakat terdampak Covid-19.