Darurat, Pemerintah Wajib Penuhi Kebutuhan Dokter di Tanah Air
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mengaku prihatin dengan minimnya jumlah dokter di Indonesia. Ini setelah data yang dilansir dari CNBC Indonesia menyebutkan Indonesia terendah ketiga di ASEAN.
Jumlah dokter di Indonesia saat ini berada di urutan ke-139 dari 194 negara. Mkaa itu, LaNyalla berharap pemerintah lebih serius menyikapi kondisi ini.
"Kondisi ini tidak bisa dianggap main-main. Karena ini membuktikan kebutuhan dokter di negeri ini sudah sangat mendesak. Pemerintah wajib segera menyikapi," tutur LaNyalla, Minggu 5 Februari 2023.
LaNyalla juga menyoroti belum meratanya jumlah dokter di seluruh daerah di Indonesia.
"Harus merata. Masyarakat yang ada di pelosok berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang sama dengan daerah perkotaan. Memang saya akui hal itu tidaklah mudah, karena ini juga menyangkut infrastruktur. Tapi pemerintah bisa tidak bisa harus memberikan perhatian lebih terkait masalah kesehatan," ujarnya.
Lebih lanjut, LaNyalla mengatakan, kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan masyarakat di sebuah negara.
"Kian sehat penduduknya, maka semakin sejahtera pula negara itu. Maka itu, pemerintah wajib mempunyai strategi khusus guna menyiasati kebutuhan dokter," paparnya.
Diketahui, dalam laporannya, CNBC Indonesia mengatakan rasio data yang dirangkum WHO menyebut apabila sebuah negara berhasil memenuhi "golden line", maka dapat dikategorikan berhasil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya di bidang kesehatan.
Cara menghitung golden line adalah jumlah dokter, termasuk dokter umum dan spesialis, yang ideal, yakni 1 berbanding 1000 atau 1 dokter per 1000 penduduk.
Angka terakhir yang didapatkan dari WHO dan juga World Bank, rasio Indonesia tak sampai 1 per seribunya, konkretya di angka 0,46/1000. Angka ini membawa Indonesia menempati posisi ketiga terendah di ASEAN setelah Laos 0,3/1000 dan Kamboja 0,42/1000. Jauh di bawah negara-negara lima besar ASEAN seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Vietnam.
“Jika kita bandingkan dengan Thailand dan Filipina kita masih jauh, apalagi dengan Malaysia dan Singapura,” tutur LaNyalla.
Dari data Legatum Institute di tahun 2021, Jepang berada di posisi pertama dengan skor mencapai 86,6 poin. Kemudian diikuti Singapura dengan skor indeks kesehatan sebesar 86,12.