Darurat Banjir Tiga Bulan, Ini Berlaku di Sudan
Di tengah pandemi Covid-19, problematika terjadi berbeda. Dewan Keamanan dan Pertahanan Sudan mengumumkan keadaan darurat nasional selama tiga bulan. Itu disebabkan banjir yang menewaskan 99 orang tahun ini.
Penetapan Sudan sebagai zona bencana alam, dikabarkan kantor berita negara SUNA pada Sabtu pagi 5 September 2020.
Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Sudan mengatakan bahwa selain korban jiwa, banjir tahun ini telah melukai 46 orang, menyebabkan kerusakan pada lebih dari setengah juta orang.
Selain itu, juga menyebabkan lebih dari 100.000 rumah runtuh total dan sebagian. Demikian dikutip Reuters, Minggu 6 September 2020.
Tingkat banjir dan hujan untuk tahun ini melebihi rekor yang dibuat selama tahun 1946 dan 1988, dengan ekspektasi indikator-indikator yang terus meningkat, Menteri Lena el-Sheikh menambahkan.
Dewan juga mengumumkan pembentukan komite tertinggi yang dipimpin oleh kementerian tenaga kerja dan pembangunan sosial untuk menangani dampak banjir pada musim gugur 2020, kata SUNA.
Catatan
Memang, hujan selalu menjadi masalah di Sudan. Banjir memiliki dampak kemanusiaan mengerikan pada masyarakat, dengan jalan terputus, titik air yang rusak, ternak hilang, dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air oleh serangga.
Petugas kemanusiaan khawatir dengan kemungkinan adanya banjir yang lebih besar. Tahun lalu, hujan deras dan banjir telah menewaskan setidaknya 62 orang di Sudan. Negara ini dilanda hujan deras sejak Juli 2019, ketika itu kondisi memengaruhi 15 negara bagian dan 200 ribu warga.
PBB melaporkan lebih dari 37 ribu rumah rusak atau hancur akibat banjir yang melanda, diprediksi pula bahwa banjir yang lebih besar akan terjadi. Musim hujan berlanjut sampai Oktober 2019.
Daerah terdampak paling parah dari banjir tersebut adalah negara bagian Nil Putih yang berada di sisi selatan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan tambahan sebesar USD 150 juta (Rp2,1 triliun) diperlukan dari donor untuk menangani gelombang air. Angka tersebut di luar jumlah yang dibutuhkan untuk situasi kemanusiaan di seluruh Sudan yang membutuhkan USD 1,1 miliar (Rp15,6 triliun).