Kenali Pengobatan Vaginismus sesuai dengan Penyebabnya
Kondisi vaginismus yang dialami seorang perempuan, kerap membuat pasangan kesulitan mendapatkan momongan. Vaginismu merupakan kondisi kekakuan pada otot-otot di sekitar Miss V secara tidak sadar ketika ada upaya untuk melakukan penetrasi atau memasukkan sesuatu ke dalam Miss V.
Menurut dokter spesialis obstetrics and gynecology, Dr. dr Eighty Mardayani, K, dr. SpOG (K) penyebab munculnya vaginismus bisa dibagi menjadi dua garis besar, yaitu vaginismus primer dan vaginismus sekunder.
"Biasanya vaginismus primer dikarenakan faktor organik, sedangkan vaginismus sekunder biasanya disebabkan karena adanya faktor psikologis atau trauma," ujarnya dalam talkshow kesehatan bertajuk "Vaginismus, Mitos atau Fakta?".
Dokter Eighty mengungkapkan, pada prinsipnya pengobatan vaginismus tergantung pada penyebabnya, karena itu harus dilakukan pemeriksaan secara detail. Pertama, ujar dokter Eighty, harus dilakukan pengobatan secara psikologis, apakah ada trauma-trauma masa lalu yang menyebabkan kondisi vaginismus.
"Lalu kedua menggali melalui pemeriksaan secara detail anatomi faktor-faktor anatomis yang terkait dengan vaginismus tersebut," jelasnya.
Pengobatan Vaginismus
Dokter RSIA Kendangsari Merr Surabaya ini mengatakan, bila penyebab vaginismus cenderung dominan pada aspek psikologis maka harus dilakukan pendekatan dan dibenahi secara psikolgis.
"Biasanya kalau faktor psikologis yang dominan, dokter kandungan akan bekerjasama dengan psikiater," kata dokter Eighty.
Lanjut dokter Eighty, apabila faktor anatomi yang dominan maka bisa dilakukan terapi untuk melatih otot-otot miss V agar tau waktunya relaksasi dan kapan waktunya kontraksi.
Terapi untuk vaginismus ini macam-macam tergantung kondisi keparahanya, kata dokter Eighty, salah satu terapi yang bisa dilakukan dirumah ialah senam kegel.
"Senam ini fungsinya untuk melatih otot-otot di seputar vagina, melatih supaya dia bisa berkontraksi dan berelaksasi sesuai kemampuan kita," imbuhnya.
Selain senam kegel, bisa juga melakukan dilatasi secara mandiri mengunakan alat dilator. Tujuannya supaya otot-otot di dinding vagina bisa terbuka pelan-pelan saat ada benda asing masuk.
"Tapi kalau memang susah untuk melakukan sendiri, biasanya dokter akan menyarankan dilatasi berbantu, yaitu dilatasi yang dibantu oleh dokter," tambahnya.
Apabila pasien kesulitan terapi dilatasi, dokter spesialis akan menyarankan tindakan lanjutan yakni suntik botox. Fungsi suntik botox disini ialah merelaksasikan otot-otot di dinding vagina.
"Suntik botox ini harus dilakukan oleh dokter spesialis dengan prosedur medis dan anastesi. Tanpa anastesi, dokter akan kesulitan melakukan tindakan dikarenakan kondisi vaginismus dengan derajat keparahan yang berat tidak memungkinkan pemeriksaan tanpa anastesi," urainya.
Suntik botox ini dapat dilakukan setiap 4-6 bulan sekali tergantung kebutuhan pasien. Namun ada juga pasien yang sekali suntik botox sudah normal dan tidak perlu melakukannya lagi.
Advertisement