Dari Ponpes Buntet Cirebon, Puan Blusukan di Kebun Tebu
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani seharian menghabiskan waktu di Cirebon Jawa Barat, Senin 4 Juli 2022. Puan blusukan dan masuk ke sejumlah wilayah. Ia mengaku, hal itu ia lakukan atas perintah Ketua Umum PDIP Megawati.
Ada dua lokasi penting yang menjadi sasaran Puan selain berkonsolidasi dengan kader partai berlambang banteng moncong putih. Pertama, mengunjungi Pondok Pesantren Buntet. Sesudah itu Puan blusukan ke kebun tebu di Kecamatan Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat.
Puan Maharani tampil bak seorang santri dengan mengenakan kerudung putih. Setibanya di ponpes tersebut, ia diterima oleh pengasuh Ponpes Buntet, KH Adib Rofiuddin. Puan kemudian diajak menyapa kiai-kiai sepuh. Oleh para kiai, cucu Proklamator Kemerdekaan (Soekarno) itu didoakan agar diberi kesejahteraan dan sukses dalam menjalankan amanah dan tugasnya.
“Pondok Pesantren Buntet sejak dulu memiliki peran dan pengaruh signifikan dalam proses pembangunan berbangsa dan bernegara,” kata Puan.
Puan mengaku, ia melanjutkan budaya keluarganya untuk selalu bersilaturahmi dengan kelompok religius. Seperti yang selalu dilakukan sang kakek, Proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia, Sukarno.
“Ada tradisi berjuang bersama antara Bung Karno dengan para kiai di masa lalu dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.
Puan menyebut, silaturahmi antara kelompok religius dan nasionalis penting dilakukan untuk bekerja sama dalam memperjuangkan pembangunan bangsa. Karena itu, dalam berbagai kesempatan berkeliling ke daerah-daerah, ia sering bertemu dengan para ulama dan mengunjungi ponpes di seluruh penjuru negeri.
Blusukan di kebun Tebu
Dari Pesantren Buntet, Puan menuju Desa Mertapada Wetan, Kec. Astanajapura, Cirebon, bergabung dengan petani tebu. Ketua DPR RI itu ikut memanen tebu bersama para petani.
“Saya belajar memotong tebu, ternyata aritnya tajam sekali. Mudah ditebas, seakan-akan saya sudah biasa memanen tebu,” kata Puan.
Setelah memanen, Puan sarasehan dengan sekitar 1.000 petani tebu. Ia berdialog untuk mendengar aspirasi para petani tebu setempat.
Kepada para petani, ia berjanji akan terus berupaya mencarikan solusi mengenai berbagai persoalan yang ada terkait pertanian tebu. Salah satunya, kata Puan, distribusi pupuk bersubsidi yang masih selalu terkendala.
“Kami selalu mendukung dan mengupayakan agar kesulitan pupuk bisa diatasi dengan tepat sasaran. Bisa melalui koperasi untuk memudahkan distribusi,” ucapnya.
Puan juga menyoroti masalah kredit bagi para petani tebu yang berharap diberi kemudahan dalam proses pengajuannya. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah.
Lahan-lahan tebu di Kecamatan Astanajapura sebelumnya menyuplai Pabrik Gula (PG) Sindanglaut. Namun PG Sindanglaut ditutup sejak awal tahun 2020 hingga waktu yang tak ditentukan karena kurangnya suplai bahan baku tebu beberapa tahun terakhir.
Para petani tebu berharap agar PG Sindanglaut kembali dibuka sehingga mereka bisa menyuplai hasil tanamnya.
“Gilingan susah banget mulai dari pupuk. Pengennya pabrik itu buka lagi,” ujar salah seorang petani tebu, Nurhayati.
Hal yang sama disampaikan petani tebu bernama Ajhar. Ia mengatakan, banyak yang menyayangkan PG Sindanglaut yang penuh historical kini ditutup. Petani juga semakin sulit apabila harus menyuplai tebu ke pabrik gula lain yang lokasinya lebih jauh.
“Kenapa kita harap buka, romantisme masa kecil hilang sejak lama. Kalau harus ke PG Tersana Baru, sewa loader-nya aja susah, nggak bisa jauh,” jelasnya.
Puan pun mengatakan, siap membawa aspirasi para petani tebu. Ia juga memberi dukungan agar PG Sindanglaut bisa kembali beroperasional sehingga petani di Cirebon tidak perlu terlalu jauh jika hendak menyuplai tebu.
“PG Sindanglaut semoga bisa dibuka kembali karena DPR sangat mendukung kemandirian gula nasional, supaya gula impor nggak membanjiri pasar. Selanjutnya bagaimana harga gula dari petani tebu memadai dan bisa dipasarkan,” ujar Puan.
“Mengurangi impor gula tentu harus didukung oleh produksi gula nasional melalui pabrik-pabrik gula. Tapi ketersediaan pasokan tebu juga harus didukung oleh petani. Jadi hulu dan hilir harus berjalan semua,” pesannya.
Menurut Puan, peran petani tebu sangat penting terhadap kemandirian pangan Indonesia. Maka, sudah menjadi tanggung jawab negara memastikan kebutuhan mereka dapat terfasilitasi.
Di akhir dialog, Puan menyerahkan berbagai bantuan untuk para petank tebu. Bantuan yang diberikan berupa 650 liter pembenah, 20 ribu pupuk NPK, 200 liter herbisida, 25 handsprayer, dan 10 unit pompa air.
Puan meninjau lahan pertanian tebu bersama sejumlah anggota DPR, ,Fraksi PDIP, antara lain Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto, Ketua Komisi V Lasarus, Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima, Bupati Cirebon H. Imron Rosyadi juga turut mendampingi.