Dari Museum Multatuli di Banten, Ganjar Serukan Persatuan
Tugas manusia adalah menjadi manusia. Kalimat itulah yang menyambut kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ketika berkunjung ke Museum Multatuli di Banten, Sabtu 29 April 2023.
Meski hanya tulisan, namun kalimat itu seolah pekikan perjuangan seorang Douwes Dekker pada anak bangsa untuk terus melawan penjajahan dan penindasan.
Yah, Douwes Dekker adalah salah satu tokoh kebangkitan nasional. Pemilik nama lain Multatuli dan Setia Budi ini adalah inspirasi banyak tokoh nasional untuk melawan penjajah. Mulai RA Kartini, Soekarno dan banyak tokoh lain di Indonesia belajar padanya.
Karya-karya Multatuli seperti pelecut semangat para pejuang untuk melawan penindasan. Salah satu yang terkenal adalah Max Havelaar. Karya sastra itu seperti sebuah magis, yang mampu menggerakkan semangat perjuangan para tokoh bangsa melawan kolonialisme di Indonesia.
Dari ruang-ruang sempit museum Multatuli itulah, Ganjar belajar banyak hal tentang persatuan dan anti penindasan. Sejumlah peninggalan sejarah ia lihat satu persatu, mulai buku, video, foto dan pernak-pernik lainnya.
"Ini luar biasa, saya mendapat banyak pembelajaran dari museum ini. Tentang apa yang dituliskan Multatuli dan menjadi referensi banyak tokoh. Menjadi inspirasi dan mengangkat perasaan orang untuk memanusiakan manusia dan berjuang terhadap penindasan," kata Ganjar.
Yang menarik, lanjut Ganjar, Multatuli atau Douwes Dekker adalah orang Belanda. Saat bangsanya menjajah Indonesia, ia memilih berjuang bersama rakyat Indonesia.
Perjuangannya juga tak biasa. Melalui tulisan dan sastra, ia membakar semangat perjuangan masyarakat Indonesia untuk melawan penjajah. Ia juga mengirim surat pada rajanya dan meminta penjajahan dihentikan.
"Beliau sastrawan, sehingga dituliskan jadi novel percintaan jauh lebih halus. Ini kisah percintaan tapi di dalamnya ada pemberontakan dan nilai-nilai kemanusian yang diangkat tinggi-tinggi. Kita belajar dari situ," jelasnya.
Salah satu tokoh yang terinspirasi oleh Multatuli adalah Soekarno. Dan sejarahnya, Soekarno sudah beberapa kali datang ke Banten, salah satunya saat pidato soal pentingnya persatuan di lapangan Rangkasbitung, Lebak.
Lokasi pidato Bung Karno itu, kata Ganjar, ada di depan museum Multatuli ini. Waktu itu Indonesia baru saja merdeka. Ada banyak kelompok yang ingin mendapat prioritas. Mereka ingin kelompoknya dulu yang mendapat sesuatu, sehingga terjadi cakar-cakaran.
"Maka saat itu, Bung Karno berpidato dengan lantang, tentang pentingnya menjaga persatuan. Dan itu menurut saya, hari ini juga penting dilakukan. Jangan sampai kita tercabik-cabik dan mau diadu domba," katanya.
Bangsa Indonesia sudah ditakdirkan lahir dengan perbedaan. Perbedaan itu sunnatullah dan tak bisa dipaksakan. Namun, semuanya bisa disatukan lewat semboyan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika.
"Kita belajar sejarah dulu ada namanya politik devide et impera. Di mana antar golongan, antar suku dan antar agama diadu-adu. Jangan lagi terulang, kita harus terus jaga persatuan," tegasnya.
Dalam kunjungan itu, Ganjar didampingi sejumlah tokoh PDIP Banten. Salah satu dari kader itu adalah Rano Karno, artis sekaligus produser film ternama di Indonesia.
Advertisement