Dari Kopi hingga Sumur, Tur Arif Afandi Dengungkan Suara Daerah
CEO Ngopibareng.id Arif Afandi mengunjungi dua daerah di wilayah Tapal kuda, yakni Banyuwangi dan Situbondo pada Selasa 24 Agustus 2021 hingga Rabu 25 Agustus 2021. Pertama kali, ia mendatangi pendopo Kabupaten Situbondo untuk bertemu dengan Bupati Situbondo, Karna Suswandi.
Dalam pertemuan yang berlangsung gayeng itu, Arif Afandi disuguhi kopi khas Situbondo yang menurutnya enak. Apalagi jika tak memakai gula. Pahit dan asamnya pas. Tak membuat begah di lambung. Dalam pertemuan yang berlangsung hampir 1 jam itu Arif menyampaikan ke Bupati Situbondo untuk bisa menjalin hubungan baik dalam informasi kedaerahan.
Ia ingin, informasi pembangunan dan program-program Situbondo bisa terus disiarkan ke seluruh Jatim, hingga ke pusat. Sebab menurutnya, saat ini yang harus diperkuat dalam membangun kemajuan Indonesia adalah kekuatan kedaerahan masing-masing. Tak lagi sentralistik di Jakarta. Namun dengung kedaerahan harus bisa di dengar hingga Jakarta.
Kunjungi Situbondo
“Kami ingin mengangkat hal-hal di daerah agar bisa sampai ke Jakarta. Pembangunan daerah ini penting untuk kemajuan negara. Setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing. Termasuk di Situbondo ini. Ada perkebunan dan pabrik, hingga sumber daya alam yang harus dimanfaatkan untuk kemajuan daerah, sehingga dengung positif itu sampai ke pusat,” kata Arif.
Tak lupa, Arif Afandi juga menyerahkan cinderamata kepada Bupati Situbondo, Karna, berupa baju polo berwarna putih dengan warna abu-abu di lengan dan kerah, serta logo Ngopibareng.id warna merah di dada kiri.
Ia berharap pertemuan ini bisa menjadi batu pijakan untuk hubungan baik ke depannya. Sehingga informasi kedaerahan bisa didengar secara utuh oleh pemerintah pusat, khususnya melalui Ngopibareng.id
Usai bertemu Bupati Situbondo, Arif berlanjut menuju Banyuwangi untuk bertemu Bupati baru Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Sebelum bertemu Ipuk, Arif menyempatkan diri salat di masjid yang berada dalam lingkungan Pendopo Banyuwangi. Desain masjidnya bagus dan membuat nyaman ketika beribadah.
Bunker Pendopo Banyuwangi
Setelah itu, Arif juga berkeliling ke sekitar pendopo. Ada dua bangunan unik yang membuat Arif kagum. Yakni bangunan mirip bunker. Yang ternyata adalah guest house dan kantor pendopo. Bangunan mirip bunker itu dihiasi padang rumput dan tanaman hijau. Membuat pendopo sangat nyaman. Seperti berada di kebun. Tak terlihat kalau itu adalah kantor pemerintahan.
“Ini bagus sekali. Jadi enak lama-lama di sini. Meski panas tapi tetap sejuk dan hijau. Mata jadi tak jenuh dan hati tenang. Enak sekali bekerja di sini. Seperti bekerja di tengah kebun. Jadi tetap konsentrasi,” katanya.
Usut punya usut, bangunan itu dibangun pada zaman Bupati Azwar Anas. Dari salah satu arsitek lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Beberapa kepala dinas yang mendampingi Arif keliling, mengaku jajaran pemerintahan Banyuwangi sering menggelar rapat di pendopo ‘kebun’ itu.
Ternyata itulah resep utama. Membuat ide-ide membangun Banyuwangi jadi cantik dan tersohor seperti ini. Bahkan di bangunan mirip bunker itu, Duta besar Amerika Serikat, para menteri, dan tokoh-tokoh nasional pernah singgah.
Pada tahun 2014 lalu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O Blake, merayakan acara khas Amerika. Thanks Giving. Acara yang identik dengan kalkun itu. Di pendopo Banyuwangi. Tepatnya di bunker tersebut.
Sumur Legendaris
Setelah dari Bunker, Arif diajak untuk melihat rumah osing khas Banyuwangi, yang juga dipajang di halaman pendopo. Ratusan tahun umurnya. Dari kayu. Kayunya bahkan sudah berwarna coklat gelap. Menuju hitam.
Uniknya, di belakang rumah osing itu ada sejarah panjang Banyuwangi. yakni sumur tua yang dipercaya menjadi sumber awal nama Banyu – Wangi. Mitos yang dipercaya, siapa yang menyempatkan diri untuk cuci muka maupun membasuh badan dengan sumur sarat sejarah itu akan diberi rezeki yang tak berhenti. Serta awet muda.
Usai keliling, Arif lagi-lagi dapat suguhan kopi hitam dari Banyuwangi. Rasanya juga berbeda. Ada rasa manis dan gurih cocoa atau coklat. Serta sedikit rasa fruity.
Usai minum kopi, Arif dapat suguhan menarik. Yakni makanan campuran khas Banyuwangi. Rujak Soto. Di dalamnya ada sayuran kecambah dan kangkung rebus, di tambah bumbu rujak petis. Mirip dengan bumbu rujak cingur. Namun setelah itu disiram kuah soto daging. Tak lupa potongan daging serta organ sapi seperti usus dan babat.
“Ini pertama kali saya coba rujak soto, enak banget. Langsung cocok. Kopinya juga enak sekali. Makan enak, minum kopi, di tengah kebun seperti ini memang nikmat sekali. Nyaman banget untuk kerja dengan santai,” katanya.
Kemudian ia mulai berbincang dengan Ipuk. Ia menyampaikan bahwa Ngopibareng.id sebagai portal berita online salah satu terbesar di Jawa Timur siap berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi, untuk menyuarakan program dan kebijakan pro rakyat khas Banyuwangi, hingga ke nasional.
Terlebih Banyuwangi dijuluki The Sunrise of Java. Sehingga program-program terbarukan milik Pemkab Banyuwangi harus digaungkan ke seluruh warga Jatim hingga Indonesia.
Arif Afandi mengatakan, kedatangannya di wilayah Tapal Kuda ingin memberikan dampak positif bagi pembangunan wilayah Timur Jawa. Sebab selama ini tak banyak daerah di timur Jawa yang mendapat ekspos penuh dari media. Padahal banyak sekali pembangunan dan pembaharuan pemerintahan di wilayah itu.
“Ngopibareng.id akan menjadi corong baru dalam menyuarakan keberhasilan membangun wilayah Timur Jawa,” tutupnya.
Advertisement