Dari Birokrasi ke Dunia Kata, Cerita Inspirasi Camat Novita Sari
Novita Sari, Camat Kasiman,Kabupaten Bojonegoro ini tidak hanya mencurahkan dedikasinya dalam dunia pemerintahan, tetapi juga mengekspresikan dirinya melalui kisah-kisah dalam sebuah karya sastra.
Ini dibuktikan dalam menyeimbangkan antara tanggung jawab pemerintahan dan hobi menulis yang digandrunginya. "Menulis itu terapi sekaligus pelarian," katanya.
Menurutnya, menulis menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan secara kritis atau humanis. Di samping itu menulis juga sebagai sarana latihan untuk mentransfer hal negatif menjadi tulisan positif. "Jadi, menulis itu merupakan penyeimbang hidup saya," ujarnya.
Dalam menjalani tugasnya, Novita Sari mengatakan, totalitas adalah kunci. Dia berharap, dengan posisinya saat ini, bisa membawa energi positif dan solusi bagi semua orang.
"Apa pun posisinya, hanya satu jalan yaitu totalitas, karena saya percaya hanya totalitas yang bisa menyelamatkan kita dari penyesalan," tambahnya.
Novita Sari menjelaskan, inspirasi untuk menulis bisa datang dari mana saja. Mulai dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, buku, film, hingga perjalanan dan media sosial. "Karena salah satu tugas pemimpin adalah menginspirasi, jadi berusahalah," katanya.
Tidak ada tema khusus yang dia angkat dalam setiap karya yang dia garap. Namun, saat ini lebih fokus pada pemberdayaan, dunia perempuan, pemerintahan, keluarga, psikologi, dan hal-hal dekat dengan kehidupannya.
Tantangan besar yang dihadapi Novita Sari adalah dalam mengelola waktu antara pekerjaan, keluarga, sekolah, hobi, sosial apalagi kebugaran. Terkadang, kata dia, satu hal mendapat porsi lebih. Hal lain kadang jadi keteteran, walaupun jadwal sudah diatur dengan maksimal.
"Tantangan banget, dan senang banget kalau ada yang bisa membantu menemukan solusinya," ujarnya sambil tersenyum lebar.
Terkait tantangan dalam memadukan dua dunia yang berbeda ini, lanjut dia, adalah ketika banyak orang sulit menerima buah pemikirannya. Karena tidak bisa membedakan dirinya sebagai individu dan abdi masyarakat.
"Menjadi abdi negara dengan image tertentu. Sementara sebagai individu memiliki pemikiran lain yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi," ungkapnya.
Bagaimana dengan dukungan lingkungan sekitar, baik dalam pekerjaan maupun menulis? Dia katakan, bahwa lingkungan memberikan dukungan yang sangat besar, bahkan terkadang ekspektasinya berlebihan.
"Guyonannya, menjadi penulis di negara budaya tanya bukan budaya baca, adalah perbuatan heroik," ujarnya.
Lanjut dia, sebagai Camat Kasiman baru saja mengembangkan aplikasi penyerapan anggaran desa terpadu, dan menjadi yang pertama di Bojonegoro. Harapannya, hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi juga transparansi anggaran desa.
Sebagai penulis, bukunya yang terbaru segera akan dicetak setelah proses pengurusan ISBN selesai. "Insya Allah akan cetak dalam waktu dekat, doakan ya lancar," katanya.
Banyak karya tulis yang dia hasilkan. Baik yang dimuat dalam media koran maupun majalah. Ada juga Novel yang ditulis bersama. Sementara, novel pribadi berjudul "The Lost Home", telah banyak mendapat apresiasi dan dikatakan mampu menguras air mata pembacanya.
Adapun, tantangan hirarki dan teknis yang dihadapi Novita Sari sebagai camat, adalah komunikasi. Sikap kritis dianggap bukan loyalis, ketika berbeda dianggap tidak kompak.
Namun, ia optimis bahwa zaman yang berubah akan membawa perubahan positif. Akhirnya pemerintah pun harus menyesuaikan dengan keadaan.
Novita Sari juga menyebutkan tantangan sebagai penulis dalam menjaga rutinitas dan terkadang dipengaruhi oleh mood.
Advertisement