Komandan Marinir Besuk Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi
Pelda Vence Kandou, 82 tahun, masih terbaring sakit. Kondisi anggota Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) yang ikut mengangkat jasad pahlawan revolusi dari sumur lubang buaya ini mendapatkan perhatian khusus dari Korps Marinir. Komandan Korps Marinir Mayjend TNI (Mar) Suhartono mengunjungi Vence Kandou di rumahnya, di Dusun Krajan, RT 01 RW 04, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Selasa, 11 Agustus 2020, pukul 13.00 WIB.
"Kehadiran saya ke sini tentunya beranjangsana kepada senior Korps Marinir. Kebetulan Pak Kandou ini sedang sakit. Kita tahu bahwa beliau adalah salah satu pelaku sejarah yang telah mengangkat jenazah para pahlawan Revolusi di Lubang Buaya pada tahun 65 lalu," ujar Mayjend TNI (Mar) Suhartono.
Orang nomor satu di Korps Marinir ini sempat berbincang dengan Vence Kandou yang terbaring di tempat tidur. Vence Kandou pun beberapa kali merespon kalimat yang disampaikan Komandan Korps Marinir, meski dengan kondisi terbaring di atas tempat tidurnya. Dengan tegas Vence Kandou mengucapkan kata 'siap' setiap kali Mayjend TNI (Mar) Suhartono mengucapkan kalimat dukungan untuk dirinya.
Suhartono menyatakan, sudah menjadi tradisi di Korps Marinir untuk selalu beranjangsana kepada sesepuh Marinir. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari pembinaan tradisi yang ada di Korps Marinir. "Di satuan-satuan juga demikian, kami wajibkan untuk selalu beranjangsana dengan keluarga besar Korps Marinir termasuk yang sudah purnawirawan," tegasnya.
Dia menceritakan, ada sembilan personil Taifib Marinir yang ikut mengangkat pahlawan revolusi dari Lubang Buaya pada tahun 1965. Saat itu tim dipimpin oleh Kapten Winanto. Hari ini, dari sembilan orang itu, tersisa dua orang yang masih hidup, yakni Sugimin yang tinggal di Ketintang, Surabaya dan Vence Kandou di Banyuwangi. Dia mengaku terakhir bertemu dengan kedua orang ini pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya.
Dia menegaskan, Korps Marinir akan selalu memantau perkembangan kondisi Vence Kandou. Termasuk masalah pengobatannya. Korps Marinir telah menyiapkan kendaraan ambulans di rumah Vence Kandou untuk digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan pengobatan. "Mungkin perlu sesuatu yang mungkin tak ada di Banyuwangi, mungkin obat kami siapkan. Kami dorong dari Surabaya," tegasnya.
Keluarga Vence Kandou sangat mengapresiasi perhatian dari Korps Marinir pada Vence Kandou. Dukungan yang diberikan Korps Marinir sangat berarti dan akan menjadi penyemangat bagi Vence Kandou. "Sekali lagi apresiasi kami dari pihak keluarga untuk Dankormar yang sudah hadir untuk ayah kami, keluarga kami. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih support untuk yang kesekian kali untuk keluarga kami, terutama untuk ayah kami," ujar putra Bungsu Vence Kandou, Laksmarion Mol Kandou, 43 tahun.
Mengenai kondisi terakhir ayahnya, Laksmarion menyatakan secara umum kondisinya berangsur membaik. Tangan kanan dan kiri sudah bisa digerakkan. Kaki kiri sudah bisa digerakkan. Terapi listrik untuk bagian punggung tak lagi dilakukan lantaran punggungnya sudah tidak merasakan nyeri.
"Kaki kanan yang agak bermasalah. Jadi sekarang kami fokus di paha kanan untuk ayah kami. Secara umum berkat motivasi dari semua orang dan doa juga, papa sudah agak baikan dari sebelumnya," pungkasnya.