Danau Toba Bersolek, Puluhan Pengelola Homestay Harus Makin Keren
Kawasan destinasi prioritas pariwisata Danau Toba terus bersolek. Tidak hanya infrastruktur yang dikebut. Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata juga dipersiapakan. Sebanyak 50 pengelola homestay di Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara dibekali hospitality untuk menyabut wisatawan yang datang ke Danau Toba pada 17-18 Oktober di Nabasa Hotel, Kabupaten Toba Samosir.
“Faktor SDM penting, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola usaha di destinasi wisata, khususnya bagaimana mengelola homestay (tempat tinggal bagi wisatawan) yang ada dalam lingkungan masyarakat di Toba Samasir,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Toba Samosir Audi Murphy Sitorus saat Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Bidang Pariwisata di Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba yang digelar Kementerian Pariwisata.
Audi juga menyebut, potensi pariwisata di Danau Toba harus dimanfaatakn masyarakat. Agar hasilnya bisa dirasakan langsung. Caranya, dengan membuat banyak event atau kegiatan. Sehinga wisatawan baik nusantara maupun mancanegara semikin tertarik datang ke Danau Toba.
“Selain itu pelatihan homestay seperti ini juga sangat penting. Agar sambutan hangat bisa dirasakan wisatawan yang datang. Masalahnya di Tobasa, sebagian hotel dan homestay di sini masih tidak dikelola secara professional. Mereka tidak punya kemampuan maksilmal untuk menjual hotel-hotelnya keluar. Pelatihan-pelatihan ini mampuannya lebih meningkat untuk mengelola homestay,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa menyampaikan, program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat. Hal itu berguna untuk memberikan layanan yang baik kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.
“Dengan kegiatan ini, kami harap para peserta mampu memahami pengertian daya tarik dan destinasi wisata. Lalu teknik penyambutan dan pelayanan bisa diaplikasikan baik bagi pengelola homestay. Tidak hanya itu, juga membuat paket-paket produk pariwisata dan teknik menjual daya tarik atau destinasi di daerahnya,'' ujar Rizki Handayani, didampingi Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya.
Untuk diketahui, pengembangan homestay sendiri sebenarnya sudah dilakukan pada 2017. Melalui program stimulan konversi di Danau Toba, unit kamar yang dikonversi ada 254. Jumlah ini dihasilkan dari 5 desa di sekitar Danau Toba.
Ada Desa Sigapiton, Batiraja, Sibandang, Tuktuk, dan Tomok. Strategiyang dijalankannya bimtek layanan homestay desa wisata. Dijalankan juga standardisasi fasilitas homestay.
"Kami optimistis, melalui pilot project ini akan memberi dukungan efektif bagi Humbang Hasundutan. Pariwisata di kawasan ini akan terus tumbuh. Ujungnya, perekonomian daerah dan kesejahteraan rakyat ikut terkatrol. Yang jelas, berbagai upaya ini ujungnya menaikan kesejahteraan warga," pungkasnya.
Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata Kemenpar, Hidayat menambahkan, Kemenpar mendukung pengembangan homestay desa wisata dengan alasan Danau Toba sebagai salah satu top destinasi prioritas.
“Nantinya setiap homestay yang ada terdata ke dinas, sehingga nantinya memudahkan promosi ke wisatawan. Apabila kamar hotel penuh karena ada even wisata maka wisatawan bisa menggunakan homestay,” pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sumringah dengan program tersebut. Dia yakin, dengan program pelatihan ini, SDM pariwisata Indonesia akan semakin profesional.
“Bukan hanya destinasi atau infrastrukturnya, tapi orangnya juga harus siap. Indonesia butuh itu untuk meningkatkan daya saingnya. Kalau ingin bersaing di level global, maka semua standardnya juga harus global,” pungkasnya. (*)
Advertisement