Danau Tiberias Penuh Lagi, Apa Kiamat Diundur? (Bagian Pertama)
Mendasak sontak publik kaget bukan alang kepalang. Gara-garanya tersiar kabar bahwa di akhir 2019, air Danau Tiberias atau Galilea penuh lagi. Jika demikian, apakah pertanda hari kiamat diundur?
Pertanyaan demikian mustahak belaka. Sebab selama kurun waktu 2017 sampai pertengahan 2019, gencar dan viral pol dibahas tentang fenomena surutnya air danau tersebut. Banyak tulisan, ceramah ulama, kiai dan ustad yang menyatakan bahwa surutnya air danau itu pertanda kiamat sudah dekat.
Sementara berdasar kajian ilmiah, pasang-surutnya danau yang terletak di Israel tersebut adalah natural. Iklim di kawasan yang berkaitan dengan danau tersebut setiap dekade akan mengalami satu tahun curah hujan sangat tinggi. Selebihnya berkurang bahkan kering. Memang sejak sekitar 30 tahun terakhir, curah hujan berkurang sementara ekploitasi air danau itu ugal-ugalan.
Sejak tahun 2013 kawasan itu mengalami musim kering berkepanjangan selama 5 tahun. Diperkirakan, jika musim kering itu ditambah setahun saja akan terjadi krisis air. Ternyata di paruh akhir 2019, curah hujan sangat tinggi mencapai 600 ml. Salju juga besar. Menurut laporan CBN News, praktis ini berdampak pada masuknya air ke danau tersebut sehingga penuh lagi.
Sejak air danau itu kembali penuh, setahu saya belum ada penjelasan dari ulama, kiai, ustad dan penulis dalam kaitan dengan hari kiamat. Pada lazimnya, para ulama, kiai, ustad dan penulis yang berpandangan keringnya Danau Tiberias pertanda kiamat sudah dekat, mendasarkan pada Hadits kisah Tamim Ad-Dari. Hadits Sahih riwayat Muslim.
Hadits ini cukup panjang. Maka umumnya mereka hanya mencuplik sebagian, atau bahkan hanya menyampaikan saripati Hadits tersebut.
Jika yang menjadi pertanyaan apakah pertanda kiamat diundur? Jawabnya sudah pasti wallahu a'lam, hanya Allah yang tahu. Tidak ada satu pun mahluk yang diberi ilmu tentang itu.
Tetapi, yang menjadi pertanyaan, apakah benar Hadits itu menyatakan bahwa keringnya Danau Tiberias sebagai salah satu tanda kiamat sudah dekat? Ataukah sekadar interpretasi ulama, ustad, kiai terhadap Hadits tersebut.
Dajjal dibelenggu di Kuil
Berikut ini saya ambilkan lengkap Hadits yang diriwayatkan Muslim, dalam shahihnya, Kitabul Fitan Wa Asyrotis Sa’ah. Hadits no. 2942.
Telah disampaikan kepada Amir bin Syurahil asy-Sya’bi, kabilah Hamdan bahwa dia pernah bertanya kepada Fatimah binti Qais, saudara perempuan ad-Dhahak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama.
Amir berkata: "Sampaikanlah kepadaku suatu hadis yang engkau dengar daripada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau."
Fathimah berkata: "Jika engkau mau niscaya aku lakukan."
Amir berkata: "Tentu, sampaikanlah kepadaku."
Fathimah berkata: "Aku menikahi lbn al-Mughirah. Dia termasuk pemuda pilihan kaum Quraisy ketika itu. LaIu dia terbunuh pada permulaan jihad bersama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh Abdur Rahman bin ‘Auf untuk salah seorang sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk Usamah bin Zaid.
Aku pernah diberitahu bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah dia mencintai Usamah."
Maka ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berbicara kepadaku, aku berkata: Urusanku ada di tangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yang Anda suka. Lalu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Pindahlah kamu ke rumah Ummu Syarik. Ummu Syarik adalah perempuan kaya dan kalangan Anshar yang telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah dan disinggahi ramai tamu.
Aku berkata: Aku akan melakukannya. Maka Nabi bersabda: Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yang ramai tamu. Aku tidak ingin kain tudungmu jatuh atau baju tersingkap sehingga menampakkan kedua betismu sehingga kaum lelaki akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke rumah sepupumu, ‘Abdullah bin Amr bin Ummi Maktum, seorang Ielaki dari Bani Fihr.
Ketika masa idahku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menyeru mendirikan shalat berjamaah. Maka aku pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Aku berada di barisan wanita yang berada tepat di belakang kaum lelaki. Setelah selesai shalat, Rasulullah duduk di mimbar.
Kemudian Rasulullah saw kembali bersabda dengan kisah yang cukup panjang, beliau berkata:
“Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian, namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari.”
“Dahulu ia seorang Nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah yang kisah itu sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.”
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Ditengah perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama satu bulan sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelam matahari merekapun duduk di perahu-perahu kecil. Mereka pun memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku hingga mereka tidak tahu mana kubul mana dubur karena demikian lebat bulunya.”
Merekapun berkata: “Celaka, kamu ini apa?
Ia menjawab: “Aku adalah Al-jassasah .”
Mereka mengatakan: “Apakah Al jasasah itu?
Ia berkata: “Wahai kaum pergilah kalian kepada seorang lelaki yang ada dalam kuil (rumah ibadah) itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.”
Berkata Tamim: “Ketika dia menyebutkan untuk kami seorang laki-laki, kami menjadi khawatir kalau-kalau binatang itu ternyata setan. Kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke kuil.”
“Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat, dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi.”
Kami katakan kepadanya: “Celaka. Kamu ini apa?”
Ia menjawab: “Kalian telah mampu mengetahui tentang aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini."
Rombongan Tamim menjawab: “Kami ini orang-orang Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami mendapati laut sedang bergelombang luar biasa sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan sampai hingga terdampar di pulamu ini. Kami pun naik perahu-perahu kecil memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat bulunya dan kaku, tidak diketahui mana kubul dan mana dubur karena lebat bulunya.
Kamipun mengatakan: “Celaka kamu, kamu ini apa?”
Ia menjawab: Aku adalah Al-jasasah.
Kamipun bertanya: Apa itu Al-Jassasah? Ia malah berkata: Wahai kaum pergilah kalian kepada laki-laki yang ada dalam kuil itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.”
Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan.
Lalu orang itu mengatakan: “Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan
Kami mengatakan: Tentang apa engkau meminta beritanya ?”
Dia berkata: “Aku bertanya kepada kalian tentang pohon korma apakah masih berbuah.”
Kami menjawab: iya
Ia mengatakan: “Sesungguhnya hampir-hampir dia tidak akan mengeluarkan buahnya.”
“Kabarkan pula kepadaku tentang danau Tiberias ?” tanya orang ini.
Kami menjawab: “Tentang apa engkau meminta beritanya?”
“Apakah masih ada airnya, jawabnya.
Mereka menjawab: Danau itu banyak airnya
Dia mengatakan: Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang.
Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughor
Mereka mengatakan: Tentang apa kamu minta berita?
"Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan airnya?" tanyanya.
Kami menjawab: “Iya, mata air itu deras airnya dan penduduk bertani dengannya.”
Ia berkata: “Kabarkan kepadaku tentang nabi ummiyyin apa yang dia lakukan ?”
Mereka menjawab: “Ia telah muncul dari Mekah dan tinggal di Yatsrib.”
Ia mengatakan: “Apakah orang-orang Arab memeranginya?”
Kami menjawab: “Ya.”
Ia mengatakan lagi: “Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab.”
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan: “Itu sudah terjadi?”
Kami katakan: “Ya.”
Ia mengatakan: “Sesungguhnya baik mereka untuk taat kepadanya.”
“Sekarang aku akan beritakan kepada kalian tentang aku: Sesungguhnya aku adalah Al-Masih dan hampir-hampir aku diberi izin untuk keluar. Hingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeripun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Mekah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku dan sesungguhnya pada tiap celah ada para malaikat yang menjaganya.
Fatimah mengatakan: Maka Rasulullah saw bersabda dengan menusukkan tongkat di mimbar sambil mengatakan: “Inilah Thaibah, Inilah Thaibah, Inilah Thaibah, yakni Kota Medinah.”
"Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal itu? kata Rasulullah.
Orang-orang menjawab: Iya
Nabi berkata: Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, kisahnya sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal serta tentang Mekah dan Medinah.
Kemudian beliau bersabda:
Ketahuilah bahwa ia berada di laut Syam atau laut Yaman,” Oh, tidak! Bahkan dari arah timur! Tidak. Dia dari arah timur, Tidak dia dari arah timur." Dan beliau mengisyaratkan dengan tangan ke arah timur
Mahluk yang lemah
Marilah kita cermati secara tektual (metode bayani) apakah ada kalimat yang menyatakan bahwa keringnya Danau Tiberias pertanda kiamat sudah dekat. Atau kesimpulan sebagai tanda kiamat berdasar pendekatan lain?
Selain mencermati hal tersebut, di Hadits ini banyak pengetahuan, pelajaran dan inspirasi yang bisa dipetik. Misalnya, kabar tentang Al- Masih ad-Dajjal bukanlah kabar menggembirakan dan menakutkan. Artinya biasa-biasa saja.
Dajjal dalam posisi dirantai. Hal ini menunjukkan bahwa dia tidak berdaya apa-apa di hadapan Allah. Dia hanyalah mahluk yang lemah. Siapapun yang berada dalam rahmatnya Allah, tidak akan bisa dia pedayai.
Dajjal mengatakan tentang Rasulullah. Lebih baik baik kalau orang-orang Arab mengikutinya. Bisa jadi simbolik bahwa Rasulullah jauh lebih kuat daripada Dajjal. Bahwa Dajjal tunduk kepada Rasulullah seperti jin terkuat, Jin Ifridz yang tunduk kepada Nabi Sulaiman.
Hal ini ada kaitan dengan dawuh Rasulullah, bahwa jika beliau masih hidup maka akan melindungi umatnya dari Dajjal. Jika beliau sudah wafat maka Allah yang akan melindungi.
Pernyataan Dajjal tentang Danau Tiberias jika dianalisis lebih jauh bisa jadi ada titik temu atau kaitan antara Dajjal dengan Yakjuj dan Makjuj. Bahwa Yakjuj dan Makjuj akan meminum air Danau Tiberias sampai kering. Dajjal dan Yakjuj dan Makjuj akan berakhir di Yerussalem. Wallahu a'lam.
*Anwar Hudijono, wartawan senior.
Advertisement