Danau Tiberias Penuh Lagi, Apa Kiamat Diundur? (Bagian 2 Tamat)
Oleh Anwar Hudijono
Keringnya Danau Tiberias atau Galilea memang sebagai pertanda hari kiamat sudah dekat. Hal itu ada link dengan Hadits bahwa Yakjuj dan Makjuj melewati danau ini dan meminum airnya hingga kering. Sementara keluarnya Yakjuj dan Makjuj adalah salah satu dari 10 pertanda kiamat.
Dasarnya adalah Hadits Shahih riwayat Muslim.
“Ketika Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah me-ngeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada seorang pun dapat mengalahkan-nya, maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku ke gunung Thur, kemudian Allah mengutus Ya’-juj dan Ma’-juj, mereka datang dari setiap tempat yang tinggi. Maka kelompok pertama dari mereka melewati Danau Tiberias, mereka meminum airnya. Lalu kelompok yang belakangan dari mereka berkata, ‘Di danau ini dulu pernah ada airnya. (Shahih Muslim, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/68-69, Syarah An-Nawawi).
Di dalam Hadits ini bisa disingkap meski sedikit tentang misteri siapa sebenarnya sosok atau subyek Yakjuj dan Makjuj.
Setelah dibuka tembok Zulkarnaen, Yakjuj dan Makjuj akan tersebar dan berbaur dengan manusia. Kemudian mereka akan ke Yerussalem dengan melewati Danau Tiberias. Kelompok terakhir mereka berkata, "Di danau ini pernah ada airnya."
Hal ini sebagai indikator bahwa bangsa Yakjuj da Makjuj ini dulu pernah tinggal di kawasan Danau Tiberias. Atau setidak-tidaknya sudah pernah mengenal secara empirik danau ini.
Hal ini mengingatkan pada perjalanan historis bangsa Yahudi atau Bani Israel. Terjadi beberapa kali bangsa Yahudi meninggalkan meninggalkan tanah tumpah darahnya untuk keluar dari wilayahnya atau bermigrasi akibat penjajahan dan penindasan kaisar Babilonia, Persia, Romawi. Serta imigrasi besar-besaran karena kekeringan dan kelaparan jaman Nabi Yusuf di Mesir.
Hal ini juga sesuai nubuwat bangsa Yahudi. Bahwa sekalipun mereka sudah diaspora ke seluruh penjuru dunia sehingga tidak ada celah di muka bumi dan laut yang tidak ada Yahudinya, mereka akan kembali ke Yerussalem sebagai Tanah Perjanjian. Bagi mereka tanah di luar Tanah Perjanjian disebut Tanah Pembuangan. Ibaratnya hujan batu di negeri sendiri lebih indah daripada hujan emas di negeri orang.
Menuduh Sulaiman
Tanah Perjanjian adalah tanah yang dijanjikan Allah kepada keturunan Nabi Israel atau Yakqub (Bani Israel) melalui Nabi Musa. Dengan ikatan mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukannya, berbuat adil, memuliakan hari sabat dan sebagainya.
Perjanjian ini sudah batal dengan sendirinya karena bangsa Yahudi menyekutukan Allah dengan meyakini Uzair anak Allah. Menyembah patung anak sapi dari emas buatan Samiri di jaman Nabi Musa. (QS Thaha 88). Mereka berbuat dzalim, membunuh Nabi Allah. Mereka menganut sihir di jaman Nabi Sulaiman, bahkan menuduh Sulaiman adalah tukang sihir (QS Al Baqarah 102). Mereka juga menolak kenabian Isa, dan menuduhnya sebagai Mesiah palsu dan anak haram.
Tentu tidak bisa digeneralisasi bahwa semua Yahudi dzalim, durhaka kepada Allah. Di masa Musa, selain yang menyembah patung anak sapi, ada juga yang masih menyembah Allah. Sebagian besar memang menolak kenabin Isa, tetapi sebagian juga ada yang mengikuti Isa. Ada yang percaya kenabian Rasulullah Muhammad dan masuk Islam, tapi banyak yang memusuhi Islam secara bebuyutan.
Secara historis, bangsa Yahudi itu dialektis. Sebagian dari mereka ada yang menjadi pilihan Allah, tetapi sebagian lain jadi seteru Allah. Ada yang menjadi penerus ajaran tauhid Nabi Ibrahim, tapi juga ada yang ingkar, bahkan menjadi penganut Trilogi Fasad Raja Namrudz. Dan Namrudz adalah musuh utama Ibrahim.
Sejak negara Israel berdiri tahun 1948 gelombang Yahudi yang kembali ke Israel dalam rangka program Pengumpulan Orang-orang Buangan, semakin banyak. Saya tidak berani menyatakan bahwa mereka pada hakikatnya adalah Yakjuj dan Makjuj.
Tapi bahwa di antara mereka ada yang menganut ideologi Trilogi Fasad (kapitalisme, liberalisme dan despotisme) tampaknya sulit ditolak. Indikato dasar dan nyata adalah mereka merampas tanah rakyat Palestina. Mereka melakukan penjajahan, penindasan. Dan Dan Yakjuj Makjuj adalah bangsa yang membuat kerusakan di atas bumi (QS Kahfi 94).
Di kalangan Yahudi sendiri banyak berpandangan bahwa zionisme yang sekarang berkuasa di Israel bukan penganut peradaban Yahudi. Yang berpandangan demikian umumnya Yahudi ortodoks yang berada di Asia. Menolak zionisme karena dianggap fasad . Zionisme umumnya dianut Yahudi diaspora Eropa yang memiliki DNA berbeda dengan Yahudi Asia. Eskatolog Islam internasional Sheikh Imran Hosein menyebut Yahudi Eropa itu berumpun pada Bangsa Kazar di pegunungan Kaukasus.
Industri senjata
Dengan kembalinya Yakjuj dan Makjuj (secara substantif) yang kemudian meminum air Danau Tiberias sampai kering, harus diterjemahkan dalam kontes fasad (kerusakan) oleh tangan manusia, bukan karena faktor alamiah (natural).
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar- Rum :41)
Kekeringannya bisa benar-benar terjadi secara empirik yaitu bahwa danau itu tidak ada airnya akibat rusaknya ekologi. Dan kerusakan itu akibat ulah tangan manusia.
Bisa juga bermakna hilangnya keberkahan air Danau Tiberias karena penggunaan secara ugal-ugalan untuk kepentingan jahat. Danau Tiberias adalah danau yang dinilai memiliki keberkahan. Di sinilah Yesus berjalan di atas air danau itu sepanjang sekitar 60 km. Yesus memberikan makanan dari langit kepada 5.000 orang.
Sejak tahun 1964 air danau itu dieksploitasi secara besaran oleh perusahaan nasional Israel HaMovil haArtzi. Dialirkan ke seluruh penjuru Israel melalui pipa raksasa, pemompaan dengan skala besar, kanal dan danau buatan. Rata-rata per hari dikuras 1,7 juta m3 air dari danau itu atau 400 juta m3 per tahun.
Lantas siapa konsumen terbesar air itu? Yang paling besar adalah industri. Dan yang besar adalah industri senjata. Tentunya termasuk industri senjata nuklir. Diam-diam Israel menjadi salah satu negara industri senjata terkemuka di dunia. Maka bukan mustahil Israel akan segera menjadi Pax Yudaica.
Industri senjata itu pertama kali untuk kepentingan domestik. Dari industri ini tercipta senjata untuk membantai rakyat Palestina. Membunuhi pejuang Hezbollah di Lebanon. Menyerang negara-negara Arab tetangganya seperti Yordania, Syuriah, Lebanon.
Produksi industri senjata ini pula yang diduga dipakai untuk memasok ISIS agar membunuh sesama muslim. Untuk memasok pemberontak Syuriah, Libya, Tunisia. Memasok Macan Tamil Elan di Srilangka. Memasok teroris-teroris di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, industri senjata ini untuk ekspor. Berarti untuk mendapat uang. Sudah menjadi watak bagi industri senjata, agar produknya laku maka harus diciptakan perang. Perseteruan antarbangsa agar berlomba-lomba membeli senjata. Pemberontakan di dalam negara. Sebab kalau dunia damai, industri senjata bisa bangkrut. Itulah industri berwatak despotik (menindas).
Jadi air Danau Tiberias yang bening seolah berubah menjadi aliran darah manusia. Termasuk manusia yang tidak berdosa. Inilah makna kekeringan yang berarti hilangnya berkah.
Nabi Dawud
Air ini untuk memasok perkebunan-perkebunan swasta raksasa yang berkekuatan kapitalisme. Berarti air itu dikuasai secara serakah. Dan setiap keserakahan itu pasti tidak berkah.
Kapitalisme perkerbunan membuat masyarakat Yahudi kelimpahan pangan, sementara rakyat Palestina yang terjajah selalu kekurangan pangan. Sampai-sampai harus hidup dari uluran pangan dari bangsa lain. Kapitalisme adalah idoelogi primitif manusia yang dikembangkan Qobil, manusia durhaka pertama kali. Dilanjutkan Namrudz, Qarun, Abu Lahab.
Ada ketidakadilan dalam penguasaan air Danau Tiberias itu. Hampir semuanya dikuasai Israel sehingga rakyat Palestina yang terjajah tidak bisa menyentuhnya. Jatah untuk rakyat Yordania juga semakin terbatas.
Liberalisme yang menjadi pangkalan dasar sikap mental telah membuat perilaku bebas semena-mena. Liberalisme melahirkan individualisme, hedonisme, sekularisme sampai ateisme. Membuat hilangnya cinta kasih dan ketulusan hati karena semua diukur dari kepuasan hawa nafsu.
Hal ini bertolak belakang dengan sikap leluhur mereka, Nabi Dawud yang membangun Kerajaan Yerussalem. (Allah berfirman) "Wahai Dawud, sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi. Maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil. Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah." (QS Sad: 26). Allahu a'lam.
*Anwar Hudijono, wartawan senior.
Advertisement