DAMRI Apa Mampu Bertahan?
Perum Damri dihadapkan dengan persaingan yang makin ketat di industri transportasi, tidak saja darat tapi udara, sehingga memaksa BUMN tersebut harus melakukan transformasi jika ingin tetap bertahan.
"Persaingan di industri perhubungan darat begitu ketat. Contoh untuk di Pulau Jawa saja, selain harus bersaing dengan perusahaan transportasi swasta juga dengan pesawat udara, tapi saya yakin Damri bisa bersaing untuk tetap ada," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat menghadiri HUT Ke-72 Perum Damri di Kemayoran, Jakarta, Senin.
Menhub mencontohkan, gadget Motorola pada 10 tahun yang lalu begitu dominan di Indonesia dan selanjutnya digeser oleh Nokia yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Tapi saat ini Nokia juga nyaris tak ada, seiring bermunculannnya berbagai merek gadget yang ada di Indonesia.
Artinya kompetisi dan persaingan industri berubah sangat cepat dan bisa meruntuhkan suatu perusahaan yang tidak berupaya untuk melakukan reformasi sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman.
Bagi Perum Damri, Menhub menilai masih banyak peluang transportasi yang bisa dijalankan terutama untuk menghubungkan sejumlah kota-kota terpencil yang ada di berbagai penjuru daerah di Indonesia.
"Presiden Joko Widodo selalu mengamanahkan kepada saya sebagai menteri perhubungan mengenai pentingnya konektivitas yang harus dijalankan untuk memudahkan transportasi masyarakat di daerah terpencil," kata Budi Karya.
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan, perusahaan terus bebenah untuk menjadikan Damri yang semakin peduli terhadap para pelanggannya dengan pengelolaan yang semakin professional.
"Damri adalah raksasa sedang tidur yang harus bangkit dan bergerak dinamis. Kalimat tersebut diyakini direksi dan segenap keluarga besar bahwa perusahaan masih memiliki banyak potensi yang dapat terus digali dan dikembangkan untuk dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat maupun bagi kesejahteraan pekerjanya," katanya.
Saat ini Damri memiliki satu kantor pusat di Jakarta, empat kantor divisi regional, 58 kantor cabang, dan dua unit busway strategis (SBU) Transjakarta Busway, dan mengoperasikan tujuh segmen usaha utama dengan lebih dari 570 trayek yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, serta didukung sekitar 3.000 unit armada.
Perusahaan juga terus berinovasi untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki, salah satunya adalah Damri Bus Hotel Camper Site, yakni bus yang sudah tidak dapat dioperasikan, direkonstruksi menjadi berbagai ruang sehingga pelaku pariwisata dapat tinggal seperti di hotel berkelas dengan sensasi berada di dalam bus.
Menjelang penghujung 2018, Damri juga berinvestasi mengadakan sejumlah armada berteknologi masa kini agar pelayanan untuk pelanggan semakin baik. Di sisi lain, perusahaan terus berproses untuk merubah pengelolaan perusahaan dari konvensional menuju digitalisasi.
"Pelanggan juga akan semakin dimudahkan untuk memperoleh tiket dengan semakin banyaknya 'channel' penjualan tiket didukung pembayaran nontunai," katanya.
Tak kalah penting, perusahaan sedang melakukan proses 'rebranding' diantaranya dengan adanya logo baru yang tinggal menunggu izin dari Menteri BUMN untuk publikasinya. (an/am/ar)