Dampak Wabah PMK, Harga Sapi di Madiun dari Rp16 Juta Tinggal Rp3 Juta
Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Madiun menyebabkan penurunan harga jual sapi secara drastis. Kondisi ini terlihat di pasar hewan Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, pada Kamis 2 Januari 2024, di mana aktivitas jual beli sapi tampak lesu.
Hari Purwatno,43, tahun, pedagang sapi asal Desa Pulerejo, mengungkapkan bahwa ketakutan pedagang terhadap risiko penularan PMK menjadi penyebab utama sepinya pasar. Sejak pagi, hanya tiga ekor sapi yang terjual, dengan harga jauh di bawah rata-rata.
"Biasanya sapi dewasa bisa dihargai Rp16 juta, sekarang hanya Rp13 juta. Kalau sapi yang sudah ngebrok (terinfeksi), harganya tinggal Rp3 juta. Rugi besar kami, harapannya pemerintah segera memberikan vaksin terbaik supaya kondisi kembali normal," ujar Hari pada Kamis 2 Januari 2024.
Menanggapi situasi ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun bergerak cepat. Penyemprotan desinfektan dilakukan di sekitar Pasar Muneng, termasuk pada kendaraan pengangkut ternak, untuk mencegah penyebaran wabah.
"Salah satu upaya pencegahan kami adalah penyemprotan desinfektan dan memberikan edukasi kepada pedagang serta peternak agar tidak mendatangkan hewan dari daerah terdampak PMK. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang karena PMK bisa dikendalikan," jelas perwakilan dari DKPP Paryoto.
Selain itu, DKPP membagikan cairan antiseptik untuk sapi yang menunjukkan gejala PMK seperti mulut berliur. Peternak juga menerima bantuan berupa obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan ternak mereka.
Wabah PMK ini menjadi pukulan berat bagi para pedagang sapi di Madiun. Namun, pemerintah berkomitmen untuk terus mengambil langkah-langkah strategis guna memulihkan situasi dan menstabilkan harga ternak di wilayah tersebut.
Advertisement