Dampak Wabah Corona, Anggota G20 Rumuskan Resep Ekonomi
Kepala Keuangan dan Pemimpin Bank Sentral Negara G20 sedang berada di Riyadh, Arab Saudi. Salah satu pembahasannya adalah mencari kebijakan ekonomi yang tepat, jika wabah corona berdampak buruk pada perekonomian negara mereka.
Berdasarkan paparan dari dana moneter internasional (IMF), wabah virus corona yang mengglobal akan mengikis 0,1 persen dari pertumbuhan ekonomi global.
"Dalam skenario dasar kami saat ini, kebijakan yang diumumkan diterapkan dan ekonomi China akan kembali normal pada kuartal kedua," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, pada Sabtu 22 Februari 2020.
Menurutnya, dampak terhadap ekonomi dunia akan relatif kecil dan berumur pendek. Namun, ia juga menyampaikan kekhawatiran jika melihat pada penyebaran virus yang berlarut-larut dan mengglobal.
Menteri Keuangan Saudi Mohammed al-Jadaan mengatakan pada konferensi pers di pertemuan tersebut: "Kami telah membahas wabah virus corona di China dan negara-negara lain dan semua negara G20 sepakat secara kolektif untuk siap melakukan intervensi dengan kebijakan yang diperlukan."
Sementara, para pemimpin keuangan di pertemuan itu juga mengeluarkan pernyataan tertulis.
“Kami akan meningkatkan pemantauan risiko global, termasuk wabah COVID-19 baru-baru ini. Kami siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi risiko ini,” kata pernyataan pemimpin keuangan di forum tersebut.
Mereka juga memprediksi jika perekonomian global akan tumbuh dengan baik di tahun 2020 dan 2021. “Perbaikan perekonomian didukung oleh kondisi keuangan yang akomodatif dan sejumlah sinyal pudarnya tensi perdagangan,” kata pernyaaan itu.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan para pimpinan bank sentral akan mencari opsi untuk menanggapi epidemi jika diperlukan, sementara Gubernur Bank Sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan negaranya siap untuk melonggarkan kebijakan jika perlu.
Sementara, dalam pertemuan ituChina diwakili oleh duta besarnya untuk Arab Saudi. Sebab para pejabat senior di China tak hadir akibat krisis corona yang berkembang.
Televisi pemerintah China mengutip Presiden China Xi Jinping yang mengatakan pada Minggu, 23 Februari 20202, Beijing akan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk membantu meredam pukulan terhadap ekonomi dari wabah.
"Wabah pneumonia virus corona yang baru pasti memiliki dampak relatif besar pada ekonomi dan masyarakat," kata Xi, meski ia menambahkan efeknya akan bersifat jangka pendek dan dapat dikendalikan.
Epidemi, yang berasal dari China kini telah menyebar ke hampir 30 negara dan wilayah.
Korea Selatan meningkatkan kewaspadaan penyakit menular ke level tertinggi pada Minggu, 23 Februari 2020. Begitu juga dengan Italia, meski Uni Eropa melihat "tidak perlu panik", diterjemahkan dari Reuters.
Advertisement