Dampak Serangan Siber, AS Nyatakan 'Perang Sesungguhnya'
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pemerintah yang dipimpinnya akhirnya masuk "perang sesungguhnya" dengan "kekuatan besar". Hal itu akibat serangan dunia maya yang signifikan terhadap negaranya, Selasa 27 Juli 2021.
Menurut Biden, AS menyoroti apa yang dilihat Washington sebagai ancaman yang meningkat yang ditimbulkan oleh Rusia dan China.
Keamanan siber naik menjadi agenda utama pemerintahan Biden setelah muncul serangkaian serangan terhadap entitas seperti perusahaan manajemen jaringan SolarWinds, perusahaan Colonial Pipeline, perusahaan pemrosesan daging JBS, dan perusahaan perangkat lunak Kaseya yang jauh lebih merugikan AS dibandingkan sekadar peretasan perusahaan. Beberapa serangan memengaruhi pasokan bahan bakar dan makanan di beberapa bagian Amerika Serikat.
Dunia Maya dan Konsekuensi Besar
"Saya pikir kemungkinan besar kita akhirnya, jika kita akhirnya masuk dalam perang - perang nyata dengan kekuatan besar - itu akan menjadi konsekuensi dari pelanggaran dunia maya dengan konsekuensi besar dan meningkat secara eksponensial, kemampuannya," kata Biden dalam pidato setengah jam saat mengunjungi Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), seperti dikutip dari Reuters, Rabu 28 Juli 2021.
Selama pidatonya kepada sekitar 120 karyawan ODNI dan pejabat kepemimpinan senior, Biden juga berterima kasih kepada anggota badan intelijen AS, menekankan kepercayaannya pada pekerjaan yang mereka lakukan dan mengatakan dia tidak akan memberikan tekanan politik pada mereka. ODNI mengawasi 17 organisasi intelijen AS.
"Saya tidak akan pernah mempolitisir pekerjaan yang Anda lakukan. Anda pegang kata-kata saya," katanya. "Itu terlalu penting bagi negara kita," katanya.
Hoaks Seputar Joe Biden: Pengawal dari China
Joe Biden telah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2021 lalu. Sebagai orang nomor 1 di Amerika Serikat, Joe Biden kerap kali diserang kabar palsu atau hoaks.
Satu di antaranya mengenai klaim pengawal Joe Biden berasal dari China. Klaim ini ramai dibicarakan setelah Joe Biden bertugas di White House.
Klaim tersebut disebarkan akun Twitter Robert D.Morningstar. Begini narasi yang dia buat:
"Saya yakin namanya adalah Gong WenDong, yang merupakan mitra bisnis Joe & Hunter Biden di perusahaan energi CEFC milik Partai Komunis China. Anehnya, dia berdiri untuk Hunter, berdiri di samping istri Hunter saat sumpah palsu."
Kicauan itu juga disertai foto pria yang berada di belakang Joe Biden. Pria yang diberi tanda panah merah ini diklaim berasal dari China.
Namun setelah ditelusuri, klaim pengawal Joe Biden berasal dari China merupakan informasi yang salah.
Pengawal Joe Biden bernama David Cho. Dia merupakan pria berkebangsaan Amerika Serikat keturunan Korea Selatan.
Selain klaim pengawal berasal dari China, terdapat beberapa kabar hoaks lain seputar Joe Biden yang telah ditelusuri.