Dampak PPKM, Mal di Kota Malang Merugi Ratusan Juta
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Malang Raya yang sudah berjalan selama lima hari sejak 11 Januari 2021, berdampak terhadap jalannya bisnis pusat perbelanjaan di kawasan tersebut.
Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang Raya yang menaungi puluhan mal di Malang Raya mencatat jika dihitung sejak pandemi Covid-19. Sejumlah mal tersebut bisa merugi hingga ratusan juta rupiah.
"Angka pasti kerugian belum kamj hitung. Yang pasti kalau kami kumpulkan setiap malnya bisa rugi ratusan juta rupiah," ujar Suwanto, Koordinator APPBI, pada Sabtu 16 Januari 2021.
Apalagi semenjak adanya kebijakan PPKM, tingkat kunjungan ke mal menurun hingga 50 persen disebabkan oleh adanya pembatasan jam malam hingga pukul 20.00 WIB.
"Jam ramai kunjungan mal itu dipukul 18.00 WIB ke atas. Pukul itu baru ramai, sedangkan pukul 20.00 WIB sudah tutup. Bahkan satu jam sebelumnya harus bersiap-siap untuk melakukan penutupan," katanya.
Adanya berbagai kebijakan selama pandemi Covid-19 kata Suwanto cukup memberatkan pihak mal dalam menjalankan kegiatan usahanya. Maka dari itu, untuk meringankan beban pengeluaran, Suwanto mengatakan ia berencana untuk mengajukan keringanan pajak kepada pemerintah daerah.
"Tentunya kami minta keringanan pajak saat PPKM ini. Kalau bisa bebas atau paling tidak dipotong 50 persenlah. Nanti akan kami ajukan," ujarnya.
Suwanto mengatakan bahwa kondisi mal saat ini sepi pengunjung, sehingga berdampak juga terhadap pendapatan para tenant. "Kalau PPKM ini diperpanjang, pasti para tenant semakin terpuruk. Ini aja mereka mencoba bertahan meski sepi pembeli," katanya.
Sementara itu, salah satu mal di Kota Malang yaitu Malang Town Square (Matos) mencatat bahwa ada beberapa tenant yang memilih untuk tutup saat penerapan PPKM ini.
"Untuk tenant, ada yang tutup tapi gak banyak. Ini memang berat, semua mal terdampak," ujar Direktur Matos, Fifi Trisjanti.
Sejumlah tenant tersebut tutup ujar Fifi disebabkan oleh menurunnya pengunjung. Di Matos sendiri kata Fifi biasanya pengunjung berkisar antara 22 ribu hingga 23 ribu orang, namun kini menurun menjadi 13 ribu pengunjung perhari.
"Keluhan tenant saya kira semuanya umum (menurunnya pengunjung). Imbas PPKM juga sehingga membuat warga menjadi khawatir untuk keluar berbelanja," katanya.