Dampak PPKM, Bus Antar Kota Sepi Penumpang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di 11 kota dan kabupaten di Jawa Timur sejak awal Januari 2021 berdampak terhadap sepinya penumpang bus. Bus-bus antar kota dalam provinsi (AKDP) yang singgah di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo, sering kali jumlah penumpangnya tidak sampai seperempat dari kapasitas total bus.
“Sejak pandemi Covid-19 jumlah penumpang bus jauh berkurang apalagi setelah diterapkan PPKM, jumlah penumpang semakin sedikit,” kata Kepala Terminal Tipe A Bayuangga, Probolinggo, Budiharjo, Rabu, 13 Januari 2021.
"Anjloknya jumlah penumpang terutama bisa dialami bus-bus jurusan Probolinggo-Surabaya dan Probolinggo-Malang dan sebaliknya," sambung dia.
Di sisi lain, meski jumlah penumpang turun drastis, jumlah armada bus yang beroperasi tetap. “Setiap hari sebanyak 250 bus keluar-masuk Terminal Probolinggo,” kata Budiharjo.
Bus sebanyak sebagian besar merupakan jurusan Surabaya dan Malang. Ditambah sebagian kecil jurusan Jember, Situbondo, Bondowoso, hingga Bayuwangi.
Budiharjo mengaku, sering menjumpai bus-bus yang sudah antre menunggu penumpang di terminal terpaksa balik lagi ke garasinya di Kota Probolinggo. “Tak jarang bus-bus yang tempat duduknya terisi tidak sampai seperempatnya langsung balik ke garasi,” ujarnya.
Soalnya, jika penumpangnya di bawah 10 orang, biaya operasional bus seperti pembelian bahan bakar minyak (BBM) solar tidak tertutupi dari tiket penumpang. “Kalau dipaksa berangkat dengan penumpang sedikit, ya kami tekor,” ujar seorang sopir bus jurusan Surabaya.
Sejumlah awak bus mengeluhkan sepinya penumpang saat PPKM. “Sejak pandemi Covid-19 saja sudah jarang orang bepergian naik bus, apalagi setelah ada PPKM semakin sepi,” ujar A. Ghofur, kondektur bus.
“Saya lebih senang pergi ke luar kota dengan naik mobil pribadi atau bersepeda motor,” ujar Zaka, warga Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo. Ia beralasan naik kendaraan pribadi risiko tertular Covid-19 lebih kecil.
Zaka menambahkan, PPKM di sejumlah daerah yang disertai razia bagi pelanggar protokol kesehatan juga membuat orang malas bepergian. “Untuk berjaga-jaga saat hendak ke luar kota, saya membawa surat hasil uji swab antigen, yang menyatakan saya negatif dari Covid-19,” katanya.
Seperti diketahui, sejak 11-25 Januari 2021 lalu, sebanyak 11 kota dan kabupaten di Jawa Timur menerapkan PPKM. Ke-11 daerah itu, Surabaya, Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Sidoarjo, Gresik, Madiun, Lamongan, Ngawi, dan Blitar.
Advertisement