Dampak Longsor Jalur Utama Perbatasan Tulungagung-Trenggalek, Pemda Bangun Jalur Darat
Diguyur hujan deras akibatkan Longsor di jalur utama penghubung Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, dengan Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Jawa Timur.
Dampaknya terjadi gangguan aktivitas transportasi. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari empat jam.
Titik longsor berada di kawasan Jati Growong, Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo. Lokasi ini sebelumnya juga pernah mengalami longsor pada 2022. Meski telah dilakukan pembangunan talud pada 2023, kondisi tanah yang labil kembali memicu longsor, dengan bagian bahu jalan sepanjang 50 meter runtuh ke jurang sedalam tujuh meter, sehingga mengancam badan jalan utama.
Penjabat (Pj) Bupati Tulungagung, Heru Susono, langsung meninjau lokasi longsor Kamis 21 November 2024 sore. Ia memastikan pemerintah akan segera mengambil langkah penanganan sementara dengan membangun jalur darurat, sembari menyusun kajian teknis untuk solusi jangka panjang.
"Kejadian ini mirip dengan yang terjadi pada 2023, meski sudah diperbaiki. Namun, karena curah hujan yang tinggi sejak Oktober, tanah kembali longsor. Kami mempertimbangkan untuk memindahkan jalur jalan ke lokasi yang lebih stabil agar kejadian serupa tidak terulang," ujar Heru.
Sementara itu, jalur darurat tengah disiapkan untuk menjaga kelancaran transportasi meski dengan keterbatasan. Heru menekankan pentingnya solusi cepat, mengingat jalan ini merupakan penghubung utama antara Tulungagung dan Trenggalek, serta jalur ekonomi vital bagi masyarakat setempat.
"Sementara disiapkan jalur darurat dulu supaya transportasi masih bisa dimanfaatkan dengan baik karena ini jalur utama antara Tulungagung dengan Trenggalek," tambahnya.
Terpisah, Camat Pagerwojo, Setiono menyebut, sistem buka-tutup lalu lintas diberlakukan sebagai langkah antisipasi longsor susulan. Menurutnya, kondisi bahu jalan yang menggantung hingga satu meter membuat pengaturan lalu lintas menjadi pilihan sementara.
"Tidak ada jalur alternatif memadai. Ada jalur kampung, tapi tidak mampu menopang truk angkutan susu dengan beban 11 hingga 12 ton," jelasnya.
Longsor ini tidak hanya berdampak pada keselamatan pengendara, tetapi juga menghambat jalur distribusi produk susu peternak dan aktivitas ekonomi antarwilayah. Pemerintah diharapkan segera menyelesaikan perbaikan untuk mencegah kerugian lebih besar, terutama dengan curah hujan yang diperkirakan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang.