Dampak La Nina, BMKG Ingatkan Blitar Tingkatkan Kewaspadaan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Blitar.
Dalam kunjungan kali ini BMKG mensosialisasikan hasil prakiraan cuaca dampak dari fenomena La Nina kepada camat se-Kabupaten Blitar di Pendopo Agung Ronggo Hadi Negoro, Selasa, 9 November 2021.
Dalam sosialisasi ini BMKG menghadirkan tim BMKG Provinsi Jawa Timur. Sosialisasi ini dinilai perlu karena Kabupaten Blitar termasuk daerah rawan bencana karena memiliki banyak wilayah perbukitan, dikelilingi pegunungan dan memiliki pantai.
Deputi Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG, Suko Prayitno Adi mengatakan salah satu ancaman kebencanaan saat ini adalah efek dari fenomena La Nina yang harus dipersiapkan pemerintah daerah, sehingga kejadian seperti di Kota Batu tidak terjadi di Blitar.
Kabupaten Blitar adalah daerah rawan bencana hidrometrologi. Kami memberikan informasi cuaca dalam rangka menghadapi kebencanaan di Kabupaten Blitar," katanya.
"Informasi ini penting untuk mitigasi bencana seperti simulasi evakuasi kebencanaan yang akan diuji coba di Kabupaten Blitar," katanya kepada Ngopibareng.id, Selasa, 9 November 2021.
Kata Suko, fenomena La Nina ini ditandai dengan curah hujan yang tinggi antara 25 hingga 40 persen yang puncaknya terjadi mulai bulan Oktober 2021 hingga awal tahun 2022.
"Dampak dari fenomena La Nina ini akan menyebabkan cuaca ekstrem, yang berpotensi terjadi hujan deras. Kondisi hujan deras ini puncaknya terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari," katanya.
Ditambahkan Suko, sosialisasi ini sangat diperlukan dalam menghadapi cuaca ekstrem serta bencana yang mungkin terjadi. Dengan sosialisasi ini ke depan dampak bencana dapat diminimalisir baik materi maupun korban jiwa.
"Kami berharap sosialisasi ini memicu OPD terkait untuk lebih aktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat dalam menghadapi bencana guna meminimalisir dampak," katanya.
Dari data BPBD Kabupaten Blitar, beberapa wilayah di Kabupaten Blitar yang rawan bencana hidrometrologi antara lain Kecamatan Garum, Doko, Selopuro, Kesamben, Wlingi, dan Gandusari. Wilayah tersebut rawan bencana tanah longsor.
Sementara potensi bencana banjir meliputi Kecamatan Sutojayan dan Wonodadi. Untuk wilayah potensi angin kencang terjadi di Kecamatan Udanawu, wonodadi, dan kecamatan bagian tengah Kabupaten Blitar hingga kecamatan Wlingi.
Advertisement