Dampak Kenaikan Harga BBM, Kredibilitas Pemerintah Merosot
Kurang dari 24 Jam kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar, dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat. Beberapa komuditi kebutuhan sehari-hari naik.
Di Pasar Palmerah Jakarta, cabai merah naik Rp500 menjadi Rp60.750 per kilogram (kg). Cabai keriting naik Rp600 menjadi Rp63,550 per kg. Cabai rawit merah naik Rp200 menjadi Rp62.500 per kg.
Beras kualitas bawah II naik Rp50 menjadi Rp10.600 per kg. Beras kualitas medium II naik Rp50 menjadi Rp11.800 per kg. Beras kualitas super I naik Rp50 menjadi Rp13.250 per kg.
Sedang untuk tarif angkot rata-rata naik Rp2.000. Misalnya, angkot M11 jurusan Srengseng Jakarta Barat - Tanah Abang Jakarta Pusat, yang sebelumnya Rp5000 menjadi Rp7.500.
Kenaikan harga BBM juga merupakan pukulan bagi driver Ojol. Rencana Kemenhub menaikkan tarif Ojol belum terlaksana, sudah didahului dengan kenaikan harga BBM.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan pemerintah harus menelan pil pahit sebagai dampak dari keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Menurut Djayadi, kenaikan harga BBM berisiko terhadap turunnya penilaian masyarakat terhadap pemerintah.
"Saya kira risiko itu harus diambil oleh pemimpin, presiden. Approval rating turun, tapi itu semacam pil pahit yang harus diterima," kata Djayadi dalam rilis hasil survei yang diterima ngopibareng.id, Senin 5 Agustus 2022.
Ia berpendapat pemerintah menghadapi situasi sulit dalam mengambil kebijakan tersebut. Pasalnya, jika tidak menaikkan harga BBM bisa berdampak panjang bagi perekonomian negara.
Djayadi mengibaratkan langkah yang diambil pemerintah adalah mundur satu langkah untuk maju 10 langkah.
"Yang lebih dipikirkan adalah bagaimana caranya agar masyarakat tetap bisa daya belinya tidak turun terlalu jauh, tapi APBN tidak mengalami kesulitan yang menimbulkan kita tidak bisa menjalankan program-program kenegaraan yang lebih jauh," tuturnya.
Djayadi pun mengatakan sebelum memutuskan untuk menaikkan harga BBM pemerintah telah memutuskan bakal memberikan bantuan langsung tunai (BLT) ke masyarakat bawah yang terdampak. Menurut dia, ini merupakan salah satu mitigasi yang memang harus diambil pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kenaikan harga BBM jenis pertalite, solar subsidi, dan pertamax sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia jika dibandingkan dengan asumsi APBN 2022 yang hanya US$63 per barel.
Atas kenaikan itu alokasi subsidi energi yang semula hanya sekitar Rp150 triliun jebol menjadi Rp502,4 triliun.
Maka kenaikan harga Pertalite dari yang saat ini hanya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Sementara harga Solar Subsidi menjadi Rp6.800 per liter dari yang saat ini hanya Rp5.150 per liter.
Tak hanya Pertalite dan Solar Subsidi, harga BBM Pertamax juga mengalami kenaikan dari saat ini Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. Kenaikan harga Pertalite dan Pertamax berlaku Jam 14.30 WIB.
Advertisement