Dampak Kampung Tangguh, Dusun Jati Menuju Zona Hijau
Keberadaan Kampung Tangguh di RW 12 Dusun Jati, Desa Waru, Kecamatan Waru, Sidoarjo, berdampak positif bagi kampung yang menjadi klaster penyebaran virus corona atau Covid-19 menyusul 21 warganya yang terpapar.
Dari pantauan Ngopibareng.id di lapangan, melalui pantauan CCTV yang ada di layar Posko Kampung Tangguh, area pemukiman ini sangat sepi mengingat kawasan tersebut masuk dalam katagori zona merah.
Hanya terlihat satu dua orang saja yang melintas untuk sekadar buang sampah atau membersihkan area rumah.
Tak hanya itu, di posko tersebut juga dilengkapi data warga yang masuk katagori orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan pasien positif.
Kini, di RW 12 tidak ada tambahan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Justru, dari total yang positif kini sudah 20 orang yang dinyatakan sembuh.
“Di Desa Waru yang terkonfirmasi terbanyak. Satu kampung totalnya di atas 50 orang baik ODP, PDP maupun confirm. Yang confirm saja sebelum kita terapkan kampung tangguh ada 21 orang, alhamdulillah perkembangan saat ini dari 21 yang confirm, 20 dinyatakan sehat dan sembuh, tinggal 1 yang masih di rumah sakit,” kata Kapolresta Sidoarjo, Komisaris Besar Polisi Sumardji ketika ditemui saat memantau kondisi Kampung Tangguh Dusun Jati, Minggu 31 Mei 2020.
Dengan perkembangan itu, ia mengaku senang karena kampung tangguh yang diprakarsai kepolisian berhasil memberi efek positif.
Sumardji menjelaskan, keberadaan kampung tangguh ini tak lain untuk memproteksi warga dari paparan virus corona, serta menumbuhkan kesadaran warga untuk hidup berdisiplin menjalankan protokol kesehatan.
Sementara itu, terkait pengamanan lebih luas karena ada banyak warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 terbesar, Sumardji mengatakan, satgas Kampung Tangguh harus melakukan pemeriksaan ketat, sehingga ketika masuk dalam kondisi aman.
“Kami mengupayakan betul-betul warga yang statusnya kerja di Surabaya, kami instruksikan kepada Ketua Kampung Tangguh yang ada di desa ini agar betul-betul diwaspadai dan selalu dicek kesehatannya. Sehingga kita bisa memanfaatkan yang ada di sini untuk memproteksi warga,” katanya.
Sementara itu, Ketua Satgas Kampung Tangguh, Moejiono mengatakan, meskipun masuk kategori zona merah, warganya kini tak takut apabila ada warga yang reaktif atau pasien Covid yang sembuh.
“Gak ada warga yang takut karena kami sejak awal sudah memberi edukasi terkait wabahnya, cara penularannya dan upaya penanganannya. Utamanya disiplin pakai masker, tidak bersentuhan, cuci tangan dan kebersihan harus dijaga,” kata Moejiono.
Untuk lebih mengamankan, ada empat kamera CCTV yang ditempatkan di titik-titik strategis yang terpantau melalui posko. Apabila tampak ada kerumunan, melalui microfon akan diminta untuk bubar.
“Kalau bahasa sini itu ngeyel ya kita samperi mereka sampai mau bubar,” ungkapnya.
Sedangkan untuk warga luar yang akan bertamu tidak diperkenankan masuk area tersebut karena dalam kategori zona merah.
Ia mengatakan, ada pengawasan khusus bagi warga yang masuk dalam tiga katagori, terutama yang konfirmasi positif. Setiap rumah diberi penanda dengan tulisan, sehingga warga lain tidak bertamu di rumah tersebut.
Warga pun, kata Moejiono, tak khawatir akan kesulitan makan. Sebab, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo selalu mengirimkan logistik berupa nasi kotak yang rutin dikirimkan 3 kali setiap harinya.