Dampak Ekonomi Larangan Mudik, Sopir Bus Sedih
Kepala unit Terminal Purabaya, Surabaya alias Terminal Bungurasih, Imam Hidayat menyebut, larangan mudik yang dikeluarkan Kemenhub mulai tanggal 6-17 Mei mendatang akan berdampak pada semua sektor ekonomi di Terminal Bungurasih.
"Semua di sini pasti terdampak dari mulai kios-kios yang buka, parkir sekarang sudah sepi dilarang mudik malah makin sepi," katanya kepada Ngopibareng.id saat ditemui di Terminal Bungurasih, pada Jumat 30 April 2021.
Imam Hidayat pun mengatakan, saat ini armada bus hanya tinggal 500 dari 1.500 yang biasanya beroperasi di Terminal Purabaya. "Armada bus sejak awal pandemi sudah berkurang, sekarang makin berkurang hanya tinggal 500-an dari 1.500 biasanya," ujarnya.
Dampak ekonomi yang besar dengan adanya pelarangan mudik ini pun juga diungkapkan, Agus Sutiono, salah satu sopir bus yang beroperasi di terminal Purabaya.
Menurut sopir bus jurusan Surabaya-Jogja ini, larangan mudik tersebut membuat dirinya harus mengangggur. Sebab sebagai rakyat ia harus patuh pada aturan pemerintah. "Ya sama seperti tahun kemarin harus mengaggur lagi. Kita yang di sini hanya bisa menunggu waktu kerja lagi, bagaimana mau melawan juga tidak bisa," ungkap Agus saat mangkal di Terminal Bungurasih.
Dia pun menceritakan, saat menganggur nanti dirinya dan teman seprofesinya harus putar otak agar tetap bisa berpenghasilan. "Ya gimana, harus pulang (kampung halaman). Ya mungkin bisa ngerab, ngegojek, kerja serabutan apa saja biar bisa ada pemasukan," ceritanya.
Agus biasa ia disapa mengatakan, sedih akan aturan yang diberlakukan pemerintah. Namun dirinya tak bisa berbuat apa-apa. "Sedih, wong aturan mainnya gitu, rakyat kecil tidak berdaya," keluhnya.
Meski demikian, Agus pun masih memiliki harapan adanya jalan tengah tentang aturan tersebut. "Kalau bisa ada kebijakan dari pemerintah Provinsi untuk masalah ini. Agar kita (armada bus) tetap bisa jalan. Karena penumpang sudah sepi tidak boleh jalan, kita tidak dapat pemasukan," terangnya penuh harap.
Advertisement