Dampak Corona, Enam Hotel di Banyuwangi Berhenti Beroperasi
Penutupan destinasi wisata dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 membuat sejumlah hotel di Banyuwangi berhenti beroperasi. Setidaknya ada enam hotel yang sudah menutup operasinya. Empat merupakan hotel berbintang dan dua hotel kelas melati. Hotel-hotel ini tutup karena okupansi turun drastis. Angkanya mencapai 90 persen.
"Di Banyuwangi ada 9 hotel berbintang dan 68 hotel Melati. Beberapa sudah melakukan close sejak 1 April 2020 mendahului karena mengikuti pasar yang berkembang di Banyuwangi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwitasa Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda, Minggu, 5 April 2020.
Bahkan, menurutnya, ada satu hotel bintang empat yang membatalkan lauching pada pertengahan Maret lalu. Ini karena ada instruksi Gubernur dan Surat Edaran Bupati Banyuwangi untuk tidak berkerumun.
Pria yang akrab dipanggil Bramuda ini menyebut, angka penurunan tingkat okupansi hotel di Banyuwangi sangat luar biasa. Hasil pengecekan di lapangan angkanya mencapai 80 sampai 90 persen. Karena jika memilih buka, operasionalnya akan membengkak lantaran harus membayar listrik, begitu juga dengan karyawan.
"Sehingga manajemen memutuskan untuk menutup sementara operasional sampai melihat situasi dan kondisi perkembangan wabah Corona ini," jelasnya.
Untuk hotel yang masih buka menerapkan sistem shift untuk karyawannya, yaitu 15 hari kerja dan 15 hari libur. Sebab menurut manajemen, justru dengan menutup hotel, biaya operasional akan jauh lebih besar. Karena suatu saat memulai operasional lagi, maka semua harus dicek ulang, mulai kamar, dapur dan banyak hal lainnya. Menurutnya, hal ini membutuhkan waktu yang tak sebentar.
"Sehingga ada beberapa hotel yang memutuskan tetap beroperasi meskipun okupansinya turun. Mereka tidak memilih tutup, tapi memilih untuk mengurangi jumlah karyawan dengan sistem shift," bebernya.
Dia menyebutkan, kondisi ini dampak dari penutupan destinasi wisata. Sejumlah restoran hanya melayani take away dan penjualan online. Hal ini tentu saja menjadikan ekonomi Banyuwangi drop. Karena program prioritas Banyuwangi adalah pariwisata.
Dia menambahkan, Banyuwangi festival juga diputuskan untuk di-cancel sambil melihat situasi yang berkembang. Karena festival ini menambah daya tarik untuk orang berkumpul dan berkerumun. Pihaknya akan melakukan evaluasi dengan tim pada akhir bulan April ini untuk memutuskan apakah festival akan digelar, ataukah justru ditunda lagi sampai setelah hari raya.
"Kita akan lihat terus perkembangan penyebaran Covid-19 ini di Banyuwangi," tegasnya.