Social Distancing , Ojol Keluhkan Sepinya Penumpang
Ojek online (Ojol) dan pengemudi taksi pangkalan menjerit akibat sepinya penumpang menyusul seruan supaya masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Seruan pemerintah ini dilakukan untuk membatasi penularan virus corona.
Di beberapa titik yang sebelumnya menjadi pangkalan driver online untuk berburu penumpang, sekarang terlihat sepi ditinggalkan oleh pengguna jasa ojek. Mereka kembali menggunakan kendaraan pribadi maupun transpotasi lain yang dianggap lebih aman dari penyebaran virus.
Menurut pengamatan Ngopibareng.id di Kampus Universita Binus dan SMA Negeri 78 yang berlokasi di daerah Kebun Jeruk Jakarta Barat, tampak lengang.
Demikian pula pangkalan Ojol di kawasan Stasiun Tanah Abang Jakarta Pusat. Ojeknya tetap banyak namun penumpang terlihat sedikit. Beberapa driver tampak lesu.
Seorang driver ojek oline di pangkalan Kampus Binus, Handoko, mengatakan penghasilannya menurun dratis setelah ada pembatasan ke luar rumah. Lebih membuatnya menderita setelah sekolah dan kampus diliburkan.
"Saya satu hari biasanya mendapat delapan sampai 13 rit, sekarang mendapat lima rit saja susahnya minta ampun," kata Handoko, Jumat 20 Maret 2020. Driver Ojol asal Brebes Jawa Tengah ini mengaku baru mendapatkan satu rit, sejak mangkal pukul 06.00 pagi sampai pukul 10.00, dengan nominal Rp 12.000.
"Corona bikin susah, keluar rumah dibatasi, Jumatan dan salat berjamaah dilarang," gerutu Handoko.
Keluhan Handoko itu tak jauh beda dengan nasib driver taksi online. Waktu dan bahan bakarnya habis untuk berkeliling mencari penumpang.
Driver taksi daring asal Cirebon, Sujaka, menceritakan kalau nasib sopir taksi sekarang terseok seok. Selain sekolah dan perguruan tinggi diliburkan, ada batasan beraktivitas di luar rumah, ganjil genap juga dicabut.
"Jadi sempurnalah penderitaan sopir taksi akibat kasus corona. Penumpang sepi, penghasilan menurun. Sementara harga kebutuhan sehari hari naik. Pas sudah," keluh Sujaka.
Salah seorang pengguna jasa ojek, Anggie, yang sekarang beralih ke kendaraan pribadi mengaku kurang nyaman karena berganti helm dengan penumpang lain. “Jaga-jaga aja. Apalagi sekarang pelat nomor ganjil genap dicabut. Artinya saya bisa membawa mobil sendiri," kata ibu satu anak yang berkantor di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.