Karena Corona, Bawang Putih Sumbang Inflasi Tertinggi di Malang
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat inflasi di Kota Malang per Februari 2020 sebesar 0,28 persen. Inflasi ini dipengaruhi 10 kelompok pengeluaran.
Salah satu komoditas di kelompok pengeluaran tersebut yang memberikan andil terbesar inflasi di Kota Malang yaitu bawang putih.
Kepala BPS Kota Surabaya, Sunaryo mengatakan, naiknya harga komoditas bawang putih di Kota Malang disebabkan oleh penghentian sementara impor bawang putih akibat virus Corona.
"Iya, diantaranya disebabkan virus Corona. Karena bawang putih sangat tergantung pasokan luar negeri. Itu yang kami amati," katanya, Senin 2 Maret 2020 di Kantor BPS Kota Malang.
Bawang putih di Kota Malang mengalami kenaikan harga sebesar 36,15 persen dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
Setelah bawang putih, komoditas yang turut menyumbang inflasi yakni emas dengan kenaikan harga sebesar 5,59 persen dengan andil inflasi 0,04 persen.
Lalu disusul oleh komoditas cabai merah yang mengalami kenaikan harga sebesar 21,11 persen dengan andil 0,04 persen.
"Sedangkan komoditas penyumbang deflasi yakni cabai rawit yang mengalami penurunan harga sebesar 18,8 persen dengan andil -0,06 persen," kata Sunaryo.
Lalu disusul bensin yang mengalami penurunan sebesar 0,67 persen dengan andil -0,03 persen dan komoditas bawang merah yang turun sebesar 7,31 persen dengan andil sebesar -0,01 persen.
"Inflasi tertinggi di Jember sebesar 0,51 persen dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,10 persen," kata Sunaryo.
Kota Malang berada di peringkat kelima di Provinsi Jawa Timur dengan inflasi sebesar 0,28 persen.