Dalam Secangkir Kopi Ada Ngopibareng.id
Selamat pagi kawan. Selamat hari Rabu dulur. Selamat beraktivitas sayang. Selamat ulang tahun ya Cin... Selamat kena macet prend. Selamat ketemu dosen killer yo. Selamat bekerja bapak, hati-hati di jalan. Selamat ketemu kopi pahit yo Cak, pagi ini ngopi dimana sih...
Aneka ucapan selamat, pagi-pagi begini, biasa dan selalu bertebaran di semua lini Medsos. Sebagian ucapan selamat terdengar di radio. Mereka perlu setia menyapa setiap pendengarnya. Meski si penyiar tak kenal, ucapan sekecap ini cukup membesarkan hati. Hati yang besar sudah pasti akan merespon balik, dia tidak akan pindah-pindah lagi gelombang radionya.
Televisi? Ah kalau televisi jarang punya minat memberi ucapan selamat model begini. Paling banter kalau ada tayangan pemberitaan saja. Host acara perlu menyapa karena seperti minta perhatian khusus. Harapannya sudah pasti agar pemirsa tidak memindahkan chanel dengan remote dan sekali pencet.
Lalu, dalam secangkir kopi ada ngopibareng.id seperti apa? Nah loh, seperti apa hayo! Emm... seperti apa ya? Yang jelas tidak seperti Medsos, tidak juga seperti radio, apalagi seperti televisi. Ngopibareng.id boleh jadi adalah ketiganya ketika digabung menjadi satu. Apa bisa? Bisalah! Ini zaman now, apa yang membuatnya jadi tidak bisa. Semua pasti bisa (mengikuti jejak dan semangat Joko Widodo, Presiden).
Ngono thok? Yes, ngono ae! Atau sementara ngono disik. Isuk-isuk kalau bicara terlalu berat, eman sarapannya. Apalagi kalau sarapannya sego pecel huenak dekat Ketabang Kali itu. Dekat Balai Pemuda Surabaya lalu belok kanan. Menuju Grandcity atau mengarah ke Stasiun Gubeng. Memang bukan pecel Suroboyo, melainkan pecel Ponorogo. Tapi masalahnya, citarasanya juoss kok. Ndak ngisin-ngisini para tetamu dari luar Surabaya yang menikmati panorama kota.
Nah begini Ngopibareng.id, bisa ketemu selamat pagi hingga pecel Ketabang Kali. Padahal itu belum bicara ngopi. Kalau sudah menyentuh kopi bisa tujuh hari tujuh malam ngedur munthuk bicara kopi dan tentunya keasyikan ngopi.
Itu belum lagi kalau ketemu Gus Ipul. Wakil Gubernur Jawa Timur, ambasador Ngopibareng.id, dan sekarang nyalon mau jadi Gubernur Jatim (meski agak sulit mencari pasangan wakilnya, red) maka bicara kopinya bisa jadi lebih panjang. Dari tujuh hari tujuh malam bisa manak sehari menjadi delapan hari delapan malam. (Wayangan la'an).
Gus Ipul ini coffee lovers sejati. Memang tidak bisa sobo warung setiap saat, karena beban kerja, kesibukan melayani rakyat, selebihnya adalah aturan protokoler. Tapi yakinlah, di rumahnya setiap sudut bau kopi. (Ayo ta kapan-kapan ngopi bareng nang omahe Gus Ipul. Nek gak ketemu omahe pokoke ngopi e karo Gus Ipul).
Gus Ipul selalu punya joke-joke orisinil terkait kopi. Beberapa lawas, beberapa anyar. Beberapa malah sangat lucu. Yang lawas misalnya, seiring produk kopi susu yang bergambar dirinya sering dinikmati masyarakat Jawa Timur, Gus Ipul dalam sesekali kesempatan bilang begini: Apa yang menarik dari kopi susu?
Kopi susu itu resep, adonan, yang istimewa. Bahkan kontradiktif kelas dunia. Betapa tidak, kopi itu membuat orang tidak bisa tidur, sementara susunya mengajak tidur. Kopine bikin betah melek, susune ngajak turu, wkwkwkwk. Nah Gus Ipul yang brengosen ini seru kan kalau sudah bicara kopi. (*)