Dalam Proses Perubahan Sosial, Begini Keunggulan Pesantren
Ulil Abshar Abdalla berpendapat yang paling berhasil melakukan revolusi adalah Pondok Pesantren. Menurutnya, hal itu terjadi karena mengubah manusia itu tidak langsung melainkan bertahap atau pelan-pelan, dan hanya pondok pesantren yang tanpa disadari telah melakukan itu kepada puluhan jutaan anggota NU di Indonesia.
“Yang berhasil melakukan revolusi adalah pesantren, yang berhasil mengubah manusia NU adalah para kiai, dan kiai yang paling mengubah manusia NU menurut saya adalah Gus Dur, tetapi Gus Dur bukan dengan bahasa revolusi karena beliau benci dengan revolusi, ia lebih suka bahasa transformasi,” kata Ulil Abshar Abdalla.
Gus Ulil, panggilan akrab tokoh muda NU ini, mengutip Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin. Menurut Imam Al-Ghazali, kata Ulil, mengapa revolusi tidak tepat digunakan untuk manusia sebab manusia itu berubah pelan-pelan. Perubahan itu seperti perubahan pada fisiknya, tanpa dirasakan kita sudah tumbuh besar.
“Imam Al-Ghazali tidak percaya revolusi karena seperti orang tumbuh besar secara fisik, kita tidak pernah merasakan. Perubahan manusia seperti perubahan fisiknya, berlangsung pelan-pelan sampai kita tidak sadar, kalau perubahan itu begitu cepat,” kata Ulil Abshar Abdalla.
“Imam Al-Ghazali tidak percaya revolusi karena seperti orang tumbuh besar secara fisik, kita tidak pernah merasakan. Perubahan manusia seperti perubahan fisiknya, berlangsung pelan-pelan sampai kita tidak sadar, kalau perubahan itu begitu cepat,” ujarnya.
Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan hal itu, saat menjadi narasumber Halaqah Nasional di Rakornas Lakpesdam NU di Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu 23 Desember 2018.
Ia menjelaskan, revolusi hanya bisa dilakukan untuk benda atau barang seperti revolusi 1.0 Revolusi 2.0, revolusi 3.0 dan sekarang revolusi 4.0. Sementara untuk manusia itu tidak tepat, jika revolusi manusia dilakukan maka yang terjadi adalah tragedi manusia.
“Dan itu, lanjut dia, pernah terjadi di China, dengan korban manusia yang sangat banyak,” kata Gus Ulil. (adi)