Dalam Politik Praktis, Haedar: Muhammadiyah Tak Masuk Percaturan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan, Muhammadiyah secara organisasi tetap dalam kepribadian dan khittahnya, yakni tidak masuk ke dalam percaturan politik praktis.
“Karena secara sistem, politik praktis itu menjadi pekerjaan partai politik (parpol), bukan pekerjaan ormas manapun, jadi apa yang diambil Muhammadiyah itu telah sejalan dengan sistem politik modern,” jelas Haedar, terkat Dialog Ideopolitor di Hotel Jayakarta Yogyakarta, belum lama ini.
Dengan politik modern tersebut, menurut Haedar Muhammadiyah telah memberi keleluasaan bagi anggotanya untuk menjadi pemilih yang cerdas, dan juga menjadi calon legislatif, dan juga tim sukses (timses ).
“Muhammadiyah telah memiliki mekanisme sendiri dan tentu harus diikuti oleh kader dan pimpinannya ketika menjadi caleg maupun timses,” terang Haedar.
“Jangan sampai karena politik kita menjadi bermusuhan dan saling membenci, lalui lah dinamika politik ini dengan gembira baik sesame umat, dan warga bangsa,” kata Haedar.
Selain itu, Haedar juga mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak abai terhadap pilpres dan pileg.
“Meskipun Muhammadiyah menyebut netral dalam posisi organisasi, tetapi kita ingin dan mendorong semua kader untuk berperan dalam politik, yang mana mereka bersetuju dan menuju pada perjuangan politik, dan tentu semua ada etikanya, marwah, dan mekanisme yang telah diatur,” ujar Haedar.
Pada akhir penjelasannya, Haedar berharap perbedaan politik di Muhammadiyah, umat islam, dan warga bangsa jangan membuat kita terpecah belah.
“Jangan sampai karena politik kita menjadi bermusuhan dan saling membenci, lalui lah dinamika politik ini dengan gembira baik sesame umat, dan warga bangsa,” kata Haedar. (adi)
Advertisement