Dalam Perlindungan Allah, Jalan Cahaya Sang Nabi
Sepenggal kisah hidup Nabi Muhammad SAW memberikan banyak pelajaran penting bagi kita. KH Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Darul Quran dikenal sebagai aktivis, menulis renungan tentang Jalan Cahaya Nabi Muhammad SAW. Berikut lengkapnya:
Nabi Muhammad (SAW) diasuh dan dalam perlindungan kakeknya, Abd al-Muthallib. Tetapi ini hanya berlangsung dua tahun saja. Karena sang kakek kemudian juga wafat. Sang paman, kakak ayahnya, Abu Thalib, menggantikannya, merawat, menjaga dan melindungi nabi Muhammad saw.
Tuhan tak membiarkan calon pemimpin dunia itu terus bersedih hati dan kehilangan harapan masa depan. Dia membimbing tangannya menapaki dan menyusuri jalan cahaya. Tuhan akan selalu bersamanya dalam suka maupun duka.
Melalui pengalaman hidup yang memilukan itu, Allah SWT sedang memberinya pelajaran mulia, agung dan berharga bagi masa depan kemanusiaan.
Pelajaran itu kira-kira berbunyi: “Jika kau menyayangi si fakir dan orang yang menderita, kau harus menjadi hatinya”. Kelak anak yang mulia (nabi Muhammad saw) itu memang sangat peka dan amat sayang terhadap orang-orang yang miskin, yatim-piatu, terlantar dan menderita lainnya.
Al-Qur’an merekam keadaan itu dalam salah satu ayatnya yang sangat indah:
Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
dan demi malam apabila telah sunyi
Tuhanmu tak meninggalkanmu
dan tak pula membencimu
Dan sesungguhnya hari kemudian itu
lebih baik bagimu daripada hari ini
Dan kelak Tuhanmu
pasti memberikan karunia-Nya kepadamu ,
lalu (hati) kamu menjadi puas.
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim,
lalu Dia melindungimu?
Dan Dia mendapatimu
kebingungan,
lalu Dia memberimu jalan.
Dan Dia mendapatimu papa,
lalu Dia memberimu kecukupan.
Maka terhadap anak yatim
janganlah kamu berlaku kasar.
Dan terhadap pengemis
janganlah menghardiknya.
Dan terhadap karunia Tuhanmu kabarkanlah
Ada yang menarik dari ungkapan Nabi Muhammad SAW, dalam hadits ini :
ان من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحسنكم أخلاقا وان أبغضكم إلي وأبعدكم مني مجلسا يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون " . حديث
"Di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Dan orang yang paling tidak aku sukai dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah orang yang bicaranya teriak-teriak (meledak-ledak), asal-asalan (asbun) dan berlagak (sombong)".