Dakwah Konfrontatif, Justru Dilarang dalam Al-Quran
Berdakwah dengan damai, mengedepankan adab dan tata krama sosial, justru lebih berhasil. Sebagaimana dijalankan para pejuang Islam di kawasan Nusantara, khususnya perjuangan Walisongo. Sayangnya, beberapa tahun belakangan justru muncul juru dakwah yang, cukup disayangkan, justru konfrontatif.
Benarkah demikian?
"Dakwah Konfrontatif itu Haram, Kok Bisa?", demikian tulisan Ust Ahmad Muntaha AM, dari Lembaga Bahtsul Masail NU Jawa Timur. Berikut penjelasan lengkapnya:
Karena justru berakibat fatal, gantian orang lain akan mencaci-maki Allah, agama Islam dan syiar-syiarnya secara lebih parah. Al Qur'an sendiri sudah memesankan dalam Al-An’am Ayat 108:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."
Saat menafsirkan ayat ini, secara tegas Al Imam Abu Hayyan Al Andalusi (654-745 H) dalam kitab tafsirnya Al Bahr Al Muhith (VI/610) menyampaikan:
... فَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ ذَمُّ دِينِ الْكَافِرِ وَلَا صَنَمِهِ وَلَا صَلِيبِهِ وَلَا يَتَعَرَّضُ إِلَى مَا يُؤَدِّي إِلَى ذَلِكَ.
"... maka bagi seorang Muslim tidak halal (tidak boleh) mencela agama non-Muslim, berhalanya dan salibnya. Juga tidak boleh melakukan hal-hal yang berujung padanya."
Dakwah secara konfrontatif justru menjauhkan orang dari simpati terhadap Islam dan kaum muslimin. Terlebih di tengah pluralitas dan kemajemukan bangsa, dakwah dengan menghadap-hadapkan Islam dengan agama lain secara konfrontatif juga sangat mengganggu bahkan mengancam keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karenanya, tidak hanya benar dan kebenaran, tetapi bijak dan kebijakan menjadi sangat penting dalam menyampaikan dakwah Islam, terlebih di negeri semajemuk Indonesia ini. Bukankah demikian kawan?
Demikian penjelasan Ust Muntaha, sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur.
Advertisement