Dakwah di Era Digital, Ini Sikap Dai Muhammadiyah
Perkembangan dunia digital begitu cepat diera kini. Melihat perkembangan tersebut para Da’i dituntut menjadi pelaku dakwah yang melek digital. Pelaku dakwah bukan hanya dakwah dari satu tempat ke tempat lainnya saja namun juga berdakwah ke seluruh dunia menggunakan kemajuan digital.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Sony Zulhada, hadir sebagai pembicara “Dakwah Digital : Tantangan Fiqh Dakwah di Era Informasi di ISTAID (Islamic Thought and Information for Dakwah) Center Medan, belum lama ini.
Ia menyampaikan pada perkembangan teknologi digital saat ini dapat membentuk karakteristik dan prilaku masyarakat yang perlu direspon oleh pelaku dakwah.
“Berdakwah harus responsif, akomodatif dan solutif yaitu tergugah hati bila mendengarkannya, menyesuaikan dengan kondisi dan memberikan solusi sesuai tuntutan zaman. Untuk merespon dengan tepat, pelaku dakwah memerlukan skill dan wawasan era digital,” jelasnya.
Di era digital ini masyarakat dapat mencari sesuatu yang diinginkan di salah satu situs internet. Informasi yang diperlukan akan muncul dengan berbagai sumber.
“Era ini adalah puncak dimana semuanya yang serba instan dan banyak dinikmati oleh masyarakat. Saat ini sulit untuk membatasi informasi, bisa saja dilakukan namun tidak akan efektif.
"Untuk mengimbangi informasi yang tersebar dimasyarakat, sebagai pelaku dakwah harus dapat menggunakan media sosial untuk berinteraksi, jadi masyarakat dapat memperoleh dan memilih informasi yang benar akurat dari sumbernya,” jelasnya lagi.
Menurutnya, saat inilah waktunya para pelaku dakwah harus gencar menggunakan media social karena generasi sekarang banyak yang belajar melalui media sosial dan jika perlu media sosial harus dibanjiri dengan dakwah Islam.
“Pengguna media sosial juga harus berhati-hati dengan informasi yang ada dan jangan sembarang like dan menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya, dengan memberi like saja berarti kita juga turut mendukung dan menyetujui isi dari informasi tersebut,” pungkasnya. (adi)