Dahsyatnya Topan Hagibis, Ini Cerita Prof Jazidie dari Hiroshima
Topan Taifu nomor 19 atau topan Hagibis melanda Jepang. Rumah-rumah dan pohon-pohon di Jepang bagian utara tumbang disapu hujan disertai angin yang bertiup kencang dengan kecepatan hampir 75 km/jam.
"Taifu nonmor 19 kali ini memang dahsyat banget terutama di daerah sekitar Tokyo (Jepang bagian utara), daerah Chiba misalnya. Hujan sangat lebat disertai angin yang bertiup luar biasa kencang (kecepatan hampir 75 km/jam) disertai suara yg menakutkan," kata Rektor Universitas NU Surabaya (Unusa), Prof Dr Jazidie, yang berada di Jepang melalui sambungan teleponnya, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Prof Jazidie berada di Jepang sejak Kamis, 10 Oktober 2019 mengikuti "The 5th Japan-Indonesia Rector's Conference" di Hiroshima.
Ia menceritakan, di Hiroshima sendiri meski kebagian ekor Taifu, angin masih terasa bertiup sangat kencang. Semua jadwal kereta dari dan ke Hiroshima dibatalkan.
"Saya janji ketemuan dengan salah seorang Professor Hiroshima University hari ini terpaksa batal karena pembatalan semua jadwal kereta," katanya.
Prof Jazidie mengaku harusnya hari ini sudah balik ke Indonesia. Namun karena hampir semua penerbangan menggunakan pesawat ANA dibatalkan. Sehingga ia terpaksa harus tertahan di hotel.
"Seharusnya sudah harus balik ke tanah air hari ini tadi, tapi hampir semua penerbangan dengan ANA hari ini di cancel," katanya.
Bencana angin Taifu ini menyapu rumah dan pohon-pohon. Seluruh media televisi Jepang menyiarkan langsung dampak angin bercampur hujan deras ini. Korban jiwa berjatuhan karena tertimpa rumah yang roboh. Listrik sebagian wilayah padam. Sambungan telepon juga putus.
Beberapa jam sebelum badai mendekati daratan, embusan angin kencang sempat melewati kota Chiba dan menghancurkan satu rumah serta sejumlah rumah rusak.
Hingga saat ini tercatat di Kota Chiba ada lima warga dilarikan ke rumah sakit dan satu orang di antaranya menderita luka serius.