Dahlan Iskan Ikut Pilwali Surabaya? (Tulisan Pertama Bahari)
Oleh: Bahari
Nama Dahlan Iskan mantan Chairman Jawa Pos Group mendadak meramaikan bursa calon walikota Surabaya. Dis, inisial Dahlan Iskan dalam tulisan-tulisannya di Jawa Pos dulu, muncul karena kandidat cawali yang sudah muncul ke permukaan kapasitasnya tidak ada yang setara, menyamai, apalagi di atas Walikota Surabaya Tri Rismaharini alias Bu Risma. Umumnya di bawah Bu Risma.
Karena itu, warga Surabaya terus mencari sosok calon walikota yang ideal dan pas menggantikan Bu Risma. Meski Surabaya kota terbesar dan termaju kedua setelah DKI Jaya, namun tidak mudah mencari sosok pengganti Bu Risma yang sudah terlanjur sangat tinggi standarnya itu.
Dalam bursa calon walikota Surabaya nama-nama yang muncul kualitasnya di bawah Bus Risma. Akhirnya mencuat nama Dahlan Iskan, orang paling berjasa membesarkan Jawa Pos dari koran sekarat menjadi imperium Jawa Pos Group, yang beranak pinak ratusan media massa.
Dis juga berpengalaman sebagai birokrat, bekas Dirut PLN dan Menteri BUMN.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jaya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga ikut meramaikan bursa calon walikota Surabaya pengganti Tri Rismaharini yang masa jabatanya berakhir 2020 mendatang. Risma sendiri sudah tidak bisa mencalonkan lagi karena sudah menjabat dua periode: 2010-2015, 2015-2020.
Walikota Surabaya sejak dijabat Tri Rismaharini, standarnya sangat tinggi. Itu karena beragam keberhasilan dicapai Bu Risma selama memimpin Surabaya. Tak hanya tingkat nasional, bahkan sudah mendunia. Itu berkat penataan kota yang apik, pembangunan lingkungan konsisten dan berkelanjutan, pelayanan publik terus meningkat, dan penghijauan di mana mana. Hingga Surabaya menjadi kota asri dengan puluhan taman kota terawat baik.
Bu Risma bahkan berani menutup lokalilsasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara kawasan Dolly yang kini berubah menjadi pemukiman produktif. Dengan beragam keterampilan warga binaan Pemkot Surabaya.
Sebelumnya Surabaya dikepung lokalisasi pelacuran. Ada yang terkonsentrasi di pemukiman warga, ada yang liar di jalanan. Sebut Moro Seneng, Jarak, Kremil, Jalan Diponegoro, Jalan Ketabang Kali dan lainnya. Semua itu kini diberangus Pemkot Surabaya di bawah Bu Risma.
Untuk melanjutkan, minimal mempertahankan Surabaya yang sudah on the track diperlukan figur calon walikota yang kemampuanya minimal setara Bu Risma. Bahkan kalau bisa lebih baik dengan kepemimpinan visioner. Nah, Dahlan Iskan (Dis) dianggap mumpuni.
Dis tak hanya didukung warga dan pengusaha Surabaya. Seorang pengusaha besar di Semarang bahkan langsung menulis surat ke Dis agar bersedia menjadi calon Walikota Surabaya pengganti Bus Risma.
‘’Mulanya pengusaha Semarang tadi ketemu saya. Beliau mendesak Pak Dis agar mau menjadi Walikota Surabaya. Akhirnya, saya sarankan kepada beliau sebaiknya menulis surat langsung ke Pak Dis. Dan, beliau menyurati Pak Dis,’’ kata seorang general menager (GM) koran JP Group di Jateng kepada penulis.
Apa tanggapan Dis soal dukungan warga dan pengusaha agar bersedia maju menjadi Walikota Surabaya 2020-2025?
Ditemui penulis saat senam pagi di Graha Pena Surabaya Minggu 25 Agustus 2019, Dahlan hanya tertawa riang. ‘’Tidak mau ngomong soal itu,’’ elaknya seraya tertawa.
Perlu digarisbawahi, tidak mau ngomong soal calon walikota Surabaya, bukan berarti Dahlan tidak mau dicalonkan menjadi walikota Surabaya. Selain waktunya masih panjang, Dahlan tentu berhitung betul untung ruginya jadi L-1 (Surabaya Satu).
Musuh musuh ‘’politiknya’’ tentu akan menyiapkan peluru, amunisi untuk menembak Dahlan dengan beragam kasus. Siapkah Dahlan Iskan? Hanya Dis dan Tuhan yang tahu.
Tak pelak kabar ‘’majunya’’ Dis dalam bursa calon Walikota Surabaya mendapat tanggapan beragam dari mantan wartawan Jawa Pos yang tahu persis sosok dan kemampuan Dahkan Iskan. Para senior JP tahu persis luar dalam dan gaya kepemimpinan Dis saat memimpin Jawa Pos. Itu karena para senior JP bersama Dis bahu membahu puluhan tahun mengabdikan hidupnya hanya untuk JP. Dari koran beroplag 6.800, itu pun hanya terjual 1.000 eksemplar menjadi imperium, yang punya ratusan anak perusahaan media massa.
Abdul Muis mantan redaktur JP (Jawa Pos) mendukung sepenuhnya Dahlan Iskan maju sebagai calon walikota Surabaya 2020 mendatang. ‘’Memang akan turun kasta (karena pernah jadi menteri). Tapi, kalau ummat (baca warga Surabaya) memerlukannya, ya.. Pak Dahlan harus mau. Tidak bisa menolak karena ini untuk kebaikan Surabaya. Kota yang membesarkan nama Pak Dahlan sebagai raja koran Indonesia,’’ kata Cak Amu sapaan Abdul Muis antusias di sela-sela menghadiri pernikahan anaknya Ferry is Mirza senior JP di Sidoarjo, Minggu 25 Agustus siang kemarin.
Sebab, Amu melihat nama-nama yang muncul sebagai kandidat walikota Surabaya belum ada yang mumpuni. Standarnya masih di bawah Bu Risma semua. ‘’Makanya, kalau Pak Dahlan mau maju pasti banyak warga Surabaya yang mendukung. Insya Allah menang,’’ aku Cak Amu optimistis.
Lewat pintu mana? Kata Amu, lewat pintu mana saja tidak masalah. Termasuk kalau harus lewat jalur independen. Untuk memperoleh tanda tangan sekian puluh ribu sebagai prasyarat calon dari jalur independen bagi Dahlan mungkin tidak akan kesulitan. ‘’Orang Surabaya banyak yang tahu kiprah Dahlan dalam membesarkan Jawa Pos. Warga pasti banyak mendukung Pak Dahlan kalau mau maju sebagai walikota Surabaya. Sejarah pun akan berulang. Kalau dulu Pak Dahlan sukses membesarkan Jawa Pos, jika kelak jadi Walikota tentu Pak Dahlan tidak akan kesulitan untuk lebih memajukan Surabaya. Pak Dahlan tahu betul jerohane Suroboyo (anatomi Surabaya),’’ ujar Cak Amu.
Kalau Dis bersedia dan peluangnya sangat besar menjadi L-1 atau Surabaya Satu, tentu partai-partai politik di Surabaya tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan ikut mendukung Dis. ‘‘Bagaimana pun parpol punya kepentingan atas terpilihnya seorang walikota. Mereka tentu ingin berkontribusi terhadap yang berpeluang menang,’’ ujar Amu.
Senior JP lainnya Ferry Is Mirza sependapat dengan Cak Amu. ’’Seharusnya Pak Dis mau dicalonkan jadi walikota. Mengapa? Karena Pak Dahlan cinta dan ingin Surabaya menjadi kota metropolis sebenarnya,’’ kata Ferry.
Di tempat yang sama, Slamet Oerip Prihadi, mantan wartawan JP yang juga rekan Dis saat masih aktif di majalah Tempo menambahkan, Dahlan sangat layak jadi walikota Surabaya karena sudah terbukti berhasil membesarkan Jawa Pos Group. Juga pernah menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN. ‘’Sekarang berpulang kepada beliau (Dis), mau apa tidak menjadi walikota Surabaya,’’ kata Suhu.
Mau atau tidak Pak Dahlan menjadi walikota Surabaya. Juga banyak tergantung angin politik di Jakarta. Andaikata Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang sekarang lagi akur mau mendukung Pak Dahlan jadi walikota Surabaya, kemungkinan beliau mau. ‘’Tanpa dukungan elite politik Jakarta saya kira Pak Dahlan akan mikir. Sebab, risikonya akan terus dicari kesalahanya,’’ ujar Suhu, sapaan Slamet OP yang dikenal sebagai pembimbing wartawan pemula di Jawa Pos dulu. (Bersambung)