Daging Kambing Bau Prengus dan Keras Jadi Lezat, Ini Rahasianya!
Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban, seperti kambing, sapi, kerbau bahkan unta. Dagingnya kemudian dibagi-bagikan kepada yang berhak. Muncul persoalan ketika yang diterima itu adalah daging kambing. Selain bau prengus yang melekat pada daging kambing, juga keras ketika dimasak. Sehingga banyak yang tidak menyukainya.
Dihimpun dari beberapa narasumber, daging kambing memiliki serat-serat yang relatif tebal karena ototnya memiliki massa yang lebih besar daripada daging unggas seperti ayam. Maka konsistensinya akan terasa lebih padat.
Sebenarnya persoalan itu bisa diatasi dengan teknik merebus daging kambing menggunakan dua bahan sederhana dan waktu yang singkat. Konsistensi daging kambing dapat diubah menjadi lebih lembut dan bau prengus pun hilang, yakni dengan menggunakan daun salam dan garam.
Caranya, rebus irisan daging dalam air mendidih yang sudah ditambahkan daun salam dan garam selama lima menit. Pastikan untuk menutup panci dengan tutup kaca agar tutup tidak terangkat oleh naiknya air mendidih, karena tutup kaca umumnya lebih berat.
Setelah membiarkan daging kambing merebus selama lima menit, matikan sumber panasnya. Biarkan rebusan tersebut istirahat selama 10-15 menit dengan panci tetap tertutup.
Setelah mendiamkan daging, hidupkan api kompor dan rebuslah kembali daging kambing selama 5 menit. Pastikan agar tutup panci tetap tertutup.
Setelah selama 5 menit, matikan api kompor dan biarkan daging tetap di dalam panci dengan tutupnya selama sekitar setengah jam untuk menurunkan suhunya.
Diamkan sejenak daging kambing agar suhunya turun, kemudian tiriskan airnya. Selanjutnya, daging kambing yang sudah matang dapat diolah menjadi beragam hidangan lezat sesuai dengan keinginan, seperti gulai, tongseng atau sate.
Daging di area leher dan pundak kambing diketahui sebagai yang paling nikmat karena memiliki tekstur yang tipis serta keras. Area ini memerlukan proses memasak yang pelan agar dapat menjadi lunak.
Teknik merebus daging kambing yang dinarasikan oleh Wijaya Ngapak menggunakan dua bahan sederhana dan waktu yang singkat tersebut diakui beberapa pengelola restoran bisa mengubah daging kambing menjadi lembut.
Hati-hati yang Punya Riwayat Asam Urat
Orang yang menderita asam urat sebaiknya mengurangi konsumsi daging merah karena mengandung purin yang tinggi dan dapat memicu gejala asam urat kambuh. Beberapa contoh daging merah termasuk daging sapi, kambing, domba, dan babi.
Daging kambing memiliki tingkat lemak jenuh yang cukup tinggi. Konsumsi lemak jenuh secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, oleh karena itu, penderita tekanan darah tinggi disarankan untuk mengurangi asupan lemak jenuh.
Untuk penikmat sate kambing, diingatkan sebaiknya jangan melebihi 10 tusuk dalam sehari. Sedangkan untuk daging kambing dalam rendang, konsumsilah satu hingga dua potong saja. Jumlah tersebut sudah mengandung kalori yang cukup tinggi untuk tubuh.
Advertisement