Daging Dam Jemaah Haji Diolah Jadi Rendang Dikirim ke Indonesia
Tata kelola Dam PPIH Arab Saudi 1444 H/ 2023 M mulai mempersiapkan proses pengiriman daging ke Indonesia. Ini merupakan daging dari penyembelihan dam petugas haji dan jemaah. Hewan yang telah disembelih lalu dikemas untuk dikirim dan dibagikan pada fakir miskin di daerah terpencil dan terluar Indonesia.
Dari Arab Saudi, di Rumah Potong Hewan (RPH) Alokishia daging hasil penyembelihan akan diterima PT Hati Barokah Investama kemudian diberikan kepada PT Halal Globalindo Utama lalu diberikan ke PT Halalan Thoyiban untuk diolah. Di Indonesia, daging ini nantinya akan diolah dalam bentuk makanan siap saji dalam kantong (pouch).
Dijelaskan oleh Presdir PT Halalan Globanlindo Utama, Fitriani Mamonto daging kambing yang dipilih untuk penyembelihan Dam merupakan daging kambing tanpa lemak yakni jenis kambing paling mahal.
"Nantinya, daging dibawa ke pabrik ke Solo ukurannya 150 gram per kantung. Diperkirakan akan ada 60 ribu kantung untuk disebarkan. Nanti pada saat setelah matang dan dikemas dalam kantung akan dilihat apa benar jumlahnya segitu, mudah-mudahan bisa lebih karena pengolahannya daging saja tanpa tulang," terangnya, Sabtu, 15 Juli 2023.
Diungkapkan pula oleh Fitriani, dalam satu kambing yang akan diproses untuk diolah hanya dagingnya saja sekitar 3-4 kilogram. Dan rencananya daging ini akan diolah menjadi daging rendang. Lalu seperti apa mekanisme pembagiannya saat di Indonesia?
"Seekorkambing prediksi 3-4 kg daging saja. Mau dibuat rendang. Satu kambing bisa dijadikan 20 kantung. Satu porsi daging siap santap ini untuk satu porsi, satu orang. Akan dibagikan ke mustahiq dan pengentasan kemiskinan ekstrem," terangnya.
"Dalam satu rumah akan dilihat datanya, kalau jumlah anggota keluarganya 2-6 orang akan dibagikan 2-3 karton," imbuh dia.
Untuk proses pengemasan, dipastikan daging dam yang sudah diolah ini menggunakan teknologi canggih sehingga tidak perlu tambahan pengawet. Makanan siap saji ini juga bisa dijadikan inovasi baru untuk alternatif makanan bantuan darurat, seperti saat bencana alam.
Bahkan, kata Fitriani, bisa juga menjadi cara untuk mengentaskan stunting tanpa membebankan APBN lebih berat. Daging yang sudah diolah menjadi hidangan siap saji ini nantinya akan dikemas lalu divakum, dan dalam waktu satu tahun harus dihabiskan. Awal September, Fitri berharap produk ini sudah bisa dilaunching dan dihadiri oleh presiden.
"Inovasi ini sangat luar biasa sekali. Selama ini kami hanya mereka-reka apa bisa jalan atau tidak. Alhamdulillah dengan adanya kerjasama dan berkoordinasi dengan pihak Baznas. Harus saling bersinergi," katanya.
Sebagai pengiriman daging Dam perdana ke Indonesia, Fitriani merasa senang karena banyak pihak yang terlibat begitu antusias menyelesaikan segala prosesnya agar bisa sampai ke Indonesia. "Sangat luar biasa untuk begitu antusias mengurus Dam agar sampai ke Indonesia. Baznas juga selalu koordinasi dengan pihak Dirjen Kemenag," katanya.
Advertisement