Daftar Agenda Seni Budaya selama Libur Lebaran di Banyuwangi
Banyuwangi siap menyambut wisatawan pada libur Lebaran. Berbagai atraksi seni dan budaya hingga kelezatan kuliner siap memanjakan siapapun yang berkunjung Banyuwangi. Atraksi seni dan budaya hingga kuliner ini akan melengkapi keindahan alam yang sudah dimilik Banyuwangi.
Dunia pariwisata Banyuwangi telah dikenal seantero negeri. Bahkan nama Banyuwangi sudah tersohor ditingkat internasional. Maklum Banyuwangi memiliki berbagai destinasi wisata alam yang sangat indah dan mengesankan. Tidak hanya blue fire Gunung Ijen, Banyuwangi juga memili beragam wisata alam lain seperti pantai, air terjun hingga perkebunan.
Pada libur Lebaran, selain menikmati keindahan berbagai destinasi wisata. Sederet atraksi seni budaya masyarakat Banyuwnagi siap menyambut dan memanjakan wisatawan yang datang. Di antaranya, pada H+1 Lebaran, ada tradisi Ider Bumi di Desa Wisata Using, Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, libur lebaran menjadi momentum penggerak perekonomian seluruh masyarakat. Selain bersilaturahmi, para pemudik juga ingin berwisata dengan keluarga. “Maka, Banyuwangi menyiapkan sejumlah atraksi seni yang bisa ditonton, selain destinasi wisata yang bisa dikunjungi,” jelasnya.
Dia menambahkan, pada 13 April 2024, Pemkab Banyuwangi menggelar acara untuk Diaspora Banyuwangi. Bupati Ipuk mengundang warga Banyuwangi perantauan yang sedang pulang kampung untuk bersilaturahmi akbar di Pendopo. Kegiatan ini menurutnya, sebagai ajang memperkuat silaturahmi warga Banyuwangi dari berbagai kota di Indonesia dan belahan dunia. “Kami ajak kumpul, saling lepas kangen, dan kami berharap bisa saling sharing dan tukar ide bagaimana memajukan Banyuwangi. Kami ajak mereka berkontribusi untuk daerahnya,” ujarnya.
Agenda Lebaran di Banyuwangi
Berikut daftar lengkap seni budaya tradisi Banyuwangi yang bisa dinikmati selama libur lebaran :
1. Barong Ider Bumi, ini adalah tradisi ritual tolak bala Suku asli Banyuwangi, Osing, di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1800-an. Baring Ider Bumi digelar setiap 2 Syawal atau hari ke-dua Idul Fitri.
Dalam ritual Barong Ider Bumi, barong diarak keliling desa mengikuti empat penjuru mata angin dengan diiringi nyanyian macapat (tembang Jawa) yang berisi doa dan pemujaan terhadap Tuhan. Arak-arakan Barong Ider Bumi diakhiri dengan selamatan sajian kuliner khas Osing yakni Pecel Pitik.
2. Seblang Olehsari adalah ritual tolak bala yang dilakukan dalam bentuk tarian.Tradisi ini telah berusia ratusan tahun. Tarian Seblang digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah biasanya dimulai antara 3-5 Syawal.
Penari yang ditunjuk adalah seorang gadis yang mempunyai darah keturunan leluhur penari Seblang dan belum dalam keadaan akil baligh. Gadis yang “terpilih” akan menari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi dalam kondisi “trance” dengan mata tertutup.
Penari Sebalang Olehsari akan menari selama 7 hari berturut-turut. Saat menari, Penari Seblang menggunakan asesoris krincing (gelang kaki) dan omprog (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar.
3. Sendratari Meras Gandrung pada 13 April, di Taman Gandrung Terakota.
Atraksi ini adalah pementasan kolosal yang menggambarkan prosesi perjuangan seorang penari dalam mengatasi tantangan dan ujian agar dapat "diwisuda” menjadi penari gandrung.
Pagelaran ini kian ikonik karena digelar di Taman Gandrung Terakota. Sebuah destinasi dengan panorama ratusan patung dari gandrung di hamparan sawah produktif seluas tiga hektare di lereng Gunung Ijen.
4. Puter Kayun, tradisi warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, saat memasuki hari ke sepuluh di Bulan Syawal.
Puter kayun adalah ritual menepati janji warga Boyolangu pada para leluhur yang telah berjasa membuka jalan di kawasan utara Banyuwangi. Mereka melakukan napak tilas dengan menaiki delman hias dari Boyolangu menuju Watu Dodol.