Cut Qitha, Korban Sutradara Terganteng Andibachtiar Yusuf
Talent Coordinator alias kru film yang menjadi korban kena tampar dan didorong "Sutradara Terganteng" Andibachtiar Yusuf alias Ucup, akhirnya muncul. Ia speak up karena dituding sebagai biang onar di lokasi syuting.
Cut Qitha, demikian nama korban. Ia mengungkap nada bicaranya agak keras di dekat Sutradara Terganteng lantaran suara bising akibat cek sound.
"Karena kondisi saat itu sedang cek sound dan aku menggunakan masker maka aku mengeraskan suaraku agar didengar. Pas aku datang pun kondisi sutradaranya ngomongnya sudah dengan nada tinggi dan marah. Kronologi yang ditulis Teh Juandini Liesmita (Casting Director) itu ketikan aku yang Teh Juan tulis kembali di IGnya. Jadi itu kebenaran yang aku katakan," demikian penjelasan Cut Qitha.
Ia lantas menyindir sikap sang sutradara yang seolah tak punya hati. "Emang udah gak punya hati lagi, jadi udah ngelakuin hal seperti itu di depan banyak orang masih tidak merasa bersalah?" sindir Cut Qitha di Insta story.
Tak cuma itu, Cut Qitha juga mengungkap rasa terima kasih atas sikap tegas Paragon Pictures dan Indonesian Film Directors Club (IFDC) atau Asosiasi Sutradara Film Indonesia. Meski begitu, Cut Qita menyesalkan sikap sang sutradara yang seolah tak merasa bersalah.
"Dan sampai detik ini pelaku pun masih tidak menyesal dan bersalah atas kejadian tersebut. Semoga ini ditindaklanjuti dengan jalur yang benar,” Cut Qitha mengakhiri.
Pernyataan Resmi Andibachtiar Yusuf
Sutradara Andibachtiar Yusuf buka suara mengenai tudingan kekerasan di lokasi syuting yang menyeret namanya. "Surat Cinta untuk Teman-teman," keterangan awal dari pernyataan tersebut.
"Saya sadar dalam kurun waktu sekitar 24-30 jam terakhir nama saya rutin disebut di berbagai platform media sosial. ... Saya panjang berdiam bukan karena tak punya respons klarifikasi atau kisah yang ingin disampaikan, saya hanya sedang mengambil posisi melihat situasi lapangan, merenungkan setiap sudutnya sekaligus melihat pergerakan kawan. Sampai malam ini saya rasa inilah saatnya saya mulai memberi respons, tentu dengan cara saya, cara Andibachtiar Yusuf," ungkapnya.
Salah satu hal yang turut disinggung adalah permasalahan pemeran figuran atau extras yang kemudian diduga menjadi penyebab dugaan kekerasan di lokasi syuting. "Suatu hari kami merasa kekurangan figuran dan saya merasa permintaan akan jumlah serta seperti apa pakaian mereka sudah terdata setidaknya H-2 sebelum produksi," ungkapnya.
"Saya pernah memaksakan syuting dengan jumlah figuran terbatas, hasilnya buruk dan tentu saja nama saya ada dalam tekanan dan catatan. Makanya, saya memaksa untuk menggenapi jumlah sesuai kesepakatan," cerita Ucup, sapaannya.
"Saya kesal dan memaksa talent coordinator (sebut saja "kru") untuk melengkapi jumlah, saya dorong agar menjauh karena saya sangat kesal. Sebagai orang yang percaya bahwa kekerasan sebaiknya hanya terjadi di film aksi, saya yakin betul bahwa adalah DORONGAN yang saya lakukan, bukan TAMPARAN," klarifikasi Andibachtiar Yusuf.
Setelah kejadian itu, proses syuting berlanjut kembali hingga seorang ayah menghampirinya dan komplain karena tidak terima anaknya mendapatkan kekerasan di lokasi kerja. "Saya ingat betul saat itu selain tentu menyampaikan maaf, saya juga bilang bahwa, 'Mungkin dorongan saya terlalu keras, saya minta maaf.' Si bapak tampaknya tidak terima," ujarnya.