Curhat Kepala Puskesmas, Banyak Warga yang Iseng Isi Aplikasi
Guna mengatasi penyebaran pandemi corona atau Covid-19, Pemerintah Kota Surabaya membuat aplikasi Lawancovid-19.Surabaya.go.id. Dalam aplikasi tersebut berisi peta sebaran Covid-19 di Kota Pahlawan, dan juga ada aplikasi untuk mendeteksi dini gejala Covid-19.
Apabila dalam deteksi dini tersebut ditemukan gejala atau riwayat, akan ditindaklanjuti oleh puskesmas di daerah sekitar domisili orang tersebut. Puskesmas akan datang ke rumah warga sesuai data warga yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota (DKK).
Namun sayangnya, masyarakat Surabaya banyak yang tak bijak mengunakan aplikasi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kepala Puskesmas Ngagel Rejo drg, Endang Susilowati.
Menurut Endang, dari 60 data warga yang diterima sejak aplikasi tersebut beroperasi, tidak ada yang benar-benar mempunyai gejala covid-19 atau riwayat berpergian ke daerah endemis.
"Rata-rata yang kami datangi hanya iseng, ada yang ikut-ikut dengan temannya, ada juga yang mengisi aplikasi dengan harapan mendapat tes swab Covid-19 gratis, dan juga yang mengisi aplikasi karena ingin membuktikan benar-benar didatangi petugas puskesmas atau tidak," cerita Endang.
Justru, kata Endang, orang-orang yang benar-benar ODP di daerahnya malah tidak mengisi aplikasi tersebut.
"Kalau ini kuis diiseng tidak apa-apa, tapi inikan negara dalam tanda kutip (penanganan corona). Mengurus ODP saja kami sudah pontang-panting," imbuhnya.
Endang dengan tegas menghimbau, untuk warga, khususnya yanga ada di wilayah Ngagel Rejo tidak iseng dengan aplikasi yang dikeluarkan untuk kepentingan Covid-19. Bila ada keluhan sebaiknya langsung datang ke puskesmas.
"Mohon jangan iseng lah, kalau ada gejala sebaiknya datang ke Puskesmas saja," imbuhnya.
Meski mendapati kenyataan seperti itu, pihaknya tetap menjalankan tugas seperti biasa. Seperti hari ini, Puskesmas Ngagel Rejo mendapat data lima orang lagi yang harus dikunjungi ke rumah.