Curhat Susi Pudjiastuti: PHK dan Rumahkan Karyawan Susi Air
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus pemilik maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti mengaku terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawannya.
Pernyataan ini dia lontarkan menanggapi PHK Thai Airways. “Thai Airways Nyatakan Bangkrut, Bagaimana Nasib Tiket Penumpang yang Nilainya Capai Rp11 Triliun?” dikutip dari pemberitaan Liputan6.com.
“Kamipun sama harus merumahkan & mem PHK karyawan.. karena situasi memang tidak memungkinkan,” tulis Susi Pudjiastuti di akun Twitter terverifikasi centang biru @susipudjiastuti.
Susi Pudjiastuti beralasan, PHK harus dilakukan karena 99 persen penerbangan Susi Air dihentikan akibat pandemi Covid-19. Hanya tersisa 1 persen untuk penerbangan perintis yang mulai beroperasi minggu ini.
"Susi Air hampir 99 persen penerbangannya pun berhenti. Semua terkena dampak. Sebagian ya," ungkapnya. Namun, Susi Pudjiastuti tak mengungkap berapa banyak karyawan Susi Air yang terkena PHK.
Sebelumnya, wanita kelahiran 15 Januari 1965 ini juga mengunggah berita "Wabah Berlanjut, Emirates PHK Karyawan". Wabah virus corona yang masih melanda dunia menyebabkan maskapai penerbangan Emirates harus memecat karyawan.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Susi Pudjiastuti menuliskan “Covid telah merubah tatanan business Penerbangan. Semua kena dampak tanpa kecuali”.
Susi Pudjiastuti juga sempat mengeluh pendapatan maskapainya menurun akibat pandemi. Tak tanggung-tanggung, hampir 99 persen pesawatnya tak lagi melakukan penerbangan pada April 2020 lalu.
Penerbangan perintis pun sudah 95 persen berhenti karena bandara-bandara tujuan ditutup dan dibatasi operasionalnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penerbangan kargo, yang menjadi andalannya saat ini, tak senormal hari biasa.
"Susi Air contohnya perusahaan yang saya punya, dalam 1 bulan kehilangan 98 persen dari penerbangan. How can we go back to 30 persen aja belum terbayang," keluh Susi Pudjiastuti.
Hingga berita ini tayang belum ada pernyataan resmi wanita yang beken dengan jargon 'tenggelamkan' itu.